Jumlah Awan di Bumi Menyusut, Apa Dampaknya? 29 Desember 2024
ANCAMAN - Awan mulai berkurang bertanda apa.//Foto : Pngtree--
Radarlambar.Bacakoran.co - Penelitian terbaru menunjukkan bahwa jumlah awan di Bumi terus menurun sekitar 1,5% per dekade. Fenomena ini diperkirakan memperburuk pemanasan global akibat perubahan iklim, berdasarkan data satelit NASA.
Perubahan ini terjadi karena Bumi menyerap lebih banyak energi dari Matahari dibandingkan yang dilepaskan. Selain itu, berkurangnya lapisan es memantulkan lebih sedikit sinar Matahari, sehingga meningkatkan penyerapan energi.
Penelitian yang diterbitkan pada Agustus lalu oleh tim peneliti di Goddard Institute for Space Studies NASA, termasuk George Tselioudis, memanfaatkan data dari dua periode waktu berbeda: 1984–2018 dan 2000–2018.
Zona Konvergensi dan Subtropis Mengalami Perubahan
Salah satu temuan utama penelitian adalah penyempitan zona konvergensi intertropis (ITCZ), wilayah di dekat khatulistiwa tempat udara hangat bertemu dan awan tebal biasanya terbentuk. Akibatnya tutupan awan di area ini menurun. Sebaliknya wilayah subtropis yang lebih kering justru meluas.
Secara keseluruhan, cakupan awan global menurun pada tingkat antara 0,72% hingga 1,5% per dekade, tergantung pada kumpulan data yang dianalisis.
George Tselioudis menyebut temuan ini sebagai "bagian yang hilang" dalam memahami hubungan antara pemanasan global dan tutupan awan yang lebih rendah. Sementara itu, Bjorn Stevens, ilmuwan dari Max Planck Institute for Meteorology, menambahkan bahwa tren ini dapat memberikan umpan balik yang lebih besar terhadap pemanasan global.
Kompleksitas Sistem Iklim Bumi
Penelitian terbaru, yang didasarkan pada data satelit Terra selama 22 tahun, menguatkan hasil sebelumnya tentang penurunan tutupan awan. Meskipun terlihat kecil, perubahan ini berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap iklim global.
Hasil penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal Climate Dynamics dan dipresentasikan di konferensi AGU24. Namun, masih perlu dilihat apakah tren ini akan terus berlanjut dan seberapa besar pengaruhnya terhadap pemanasan global di masa depan. (*)