Tantangan Ekonomi Indonesia di 2024: Industri Melemah dan Ancaman PHK

ILUSTRASI - Mencari kerja. Foto : Metropolitan--


Radarlambar.bacakoran.co - Data terbaru Purchasing Managers' Index (PMI) memberikan gambaran situasi perekonomian Indonesia yang tengah menghadapi tantangan berat. Selama lima bulan terakhir, sektor manufaktur mengalami kontraksi berturut-turut, mencerminkan lemahnya daya beli masyarakat.

Pada November 2024, PMI manufaktur tercatat di angka 49,6, sedikit lebih baik dibandingkan Oktober (49,2). Namun, angka tersebut tetap berada di bawah ambang batas 50, yang menunjukkan kondisi kontraksi. Kondisi ini serupa dengan situasi awal pandemi pada tahun 2020, ketika aktivitas ekonomi terpaksa dihentikan untuk mengendalikan penyebaran virus.

Dampak pada Pemerintahan Baru

Situasi ini menjadi tantangan besar bagi Presiden Prabowo Subianto, yang mulai memimpin pada Oktober 2024. Sepanjang masa awal pemerintahannya, sektor manufaktur masih berada dalam fase kontraksi, dengan pesanan baru terus menurun selama lima bulan terakhir.

Paul Smith, Direktur Ekonomi di S&P Global Market Intelligence, menyebutkan bahwa peningkatan output merupakan langkah positif. Namun, pelemahan permintaan menyebabkan perusahaan berhati-hati dalam menambah jumlah tenaga kerja, bahkan beberapa memilih melakukan pengurangan karyawan.

Optimisme di Tengah Ketidakpastian

Meskipun situasi saat ini cukup menantang, ada beberapa sinyal positif. Produksi meningkat untuk pertama kalinya dalam lima bulan, dan kepercayaan terhadap prospek ekonomi mencapai level tertinggi sejak Februari 2024. Perusahaan mulai mempersiapkan diri untuk potensi peningkatan penjualan di masa depan dengan menambah persediaan dan meningkatkan aktivitas pembelian.

Namun, inflasi harga bahan baku dan fluktuasi nilai tukar menjadi tantangan tambahan. Kenaikan harga barang impor turut memengaruhi biaya produksi, yang sebagian besar diteruskan kepada konsumen melalui harga jual yang lebih tinggi.

Ke depan, peningkatan permintaan menjadi kunci pemulihan sektor manufaktur. Tanpa itu, industri diperkirakan akan tetap menghadapi tekanan meskipun ada optimisme dari perusahaan terkait pertumbuhan di tahun mendatang. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan