ADD Rigisjaya Sukses Wujudkan Pembangunan

SAAT pengerjaan pembangunan jalan Pekon Rigisjaya KecamatanĀ Airhitam. Foto Dok--

AIRHITAM – Pekon Rigisjaya, Kecamatan Airhitam, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) yang dikenal sebagai "Kampung Kopi," terus bergerak maju dalam memanfaatkan Anggaran Dana Desa (ADD) tahun 2024.

Fokus utama diarahkan pada pembangunan fisik dan nonfisik sesuai prioritas kebutuhan masyarakat.

Sejak 2018, Rigisjaya telah menjadi ikon wisata dengan keberadaan Kampung Kopi, mencerminkan identitasnya sebagai salah satu penghasil kopi robusta terbesar di Indonesia. 

Dengan mayoritas penduduk yang berprofesi sebagai petani kopi, budaya gotong royong tetap menjadi ciri khas keharmonisan masyarakatnya.

Pada 2024, pemerintahan pekon dipimpin oleh Penjabat (Pj) Peratin Hamidi Sukarman, menggantikan peratin definitif sebelumnya, Sugeng, yang telah purna tugas. 

Di bawah kepemimpinannya, penggunaan ADD diprioritaskan berdasarkan aspirasi masyarakat yang dituangkan dalam Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis (Juklak Juknis).

Bantuan Sosial (Bansos)  untuk masyarakat. Sebanyak 49 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) mendapatkan Bantuan Langsung Tunai Dana Desa (BLT-DD) dengan total bantuan Rp3.600.000 per KPM untuk satu tahun.

Program ketahanan pangan dilaksanakan melalui pemberian bantuan berupa. Benih lele. Bibit bawang daun, kacang tanah, dan cabai rawit serya Pupuk kandang

Bantuan ini disalurkan kepada masyarakat dan Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk mendukung pengembangan sektor pertanian dan peternakan.

Tahun 2024, beberapa proyek infrastruktur berhasil direalisasikan, antara lain. Pembangunan jalan rabat beton di Pemangku Wanajaya. Renovasi jembatan kayu di Pemangku Atarobar dan Pembangunan rabat beton di Pemangku Buluh Kapur

Dalam mendukung program nasional, pemerintah pekon melaksanakan. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi ibu hamil dan balita. Sosialisasi pencegahan stunting

Hamidi Sukarman menyoroti salah satu usulan prioritas kepada Pemkab Lampung Barat, yaitu penanganan longsor di jalan poros pekon yang sempat amblas akibat bencana alam.

Hingga kini, gotong royong rutin dilakukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut dan menjaga akses jalan tetap terhubung.

"Dengan gotong royong, kami berupaya meminimalkan risiko longsor tambahan yang dapat memutus badan jalan," ujar Hamidi. *

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan