Awali Semester Genap 2025, SDN 1 Sukapura Terapkan Tujuh Pendidikan Karakter
PENDIDIKAN : Kepala SDN 1 Sukapura Kecamatan Sumberjaya tinjau KBM hari pertama masuk sekolah. Foto Dok--
SUMBERJAYA - Pada hari pertama sekolah semester genap tahun ajaran 2025, SD Negeri 1 Sukapura, Kecamatan Sumberjaya, Kabupaten Lampung Barat, mulai menerapkan program tujuh pendidikan karakter yang diluncurkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud). Program ini resmi diterapkan pada Kamis, 2 Januari 2025.
Kepala Sekolah SD Negeri 1 Sukapura, Dewi Suryani, S.Pd., menyampaikan bahwa penerapan 7 pendidikan karakter ini telah melalui proses sosialisasi kepada orang tua dan wali murid sebelumnya.
”Kami berkomitmen untuk menjadikan nilai-nilai pendidikan karakter sebagai bagian penting dalam proses belajar-mengajar di sekolah ini,” ujarnya.
Dijelaskannya Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat, sebuah inisiatif strategis untuk mewujudkan pembangunan sumber daya manusia (SDM) unggul, yang merupakan bagian dari Asta Cita ke-4 dalam visi pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming.
Gerakan ini bertujuan untuk menanamkan kebiasaan positif yang dapat membentuk karakter anak-anak Indonesia agar menjadi generasi yang sehat, cerdas, dan berkarakter unggul.
Peluncuran Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat menjadi tonggak penting dalam upaya menciptakan generasi emas Indonesia menuju tahun 2045.
Gerakan ini berfokus pada tujuh kebiasaan utama yang diharapkan dapat di internalisasi oleh anak-anak sejak dini, yaitu Bangun Pagi, Beribadah, Berolahraga, Makan Sehat dan Bergizi, Gemar Belajar, Bermasyarakat, dan Tidur Cepat.
Melalui implementasi kebiasaan-kebiasaan ini, Kemendikdasmen ingin memastikan anak-anak Indonesia tidak hanya unggul dalam aspek akademis, tetapi juga memiliki kepribadian yang kuat, kepedulian sosial, serta tanggung jawab terhadap lingkungan sekitarnya.
”Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat merupakan wujud nyata dari komitmen Kemendikdasmen dalam mengembangkan sistem pendidikan nasional yang berorientasi pada penguatan karakter bangsa,” tegasnya.
Dengan menanamkan delapan karakter utama bangsa—religius, bermoral, sehat, cerdas, kreatif, kerja keras, disiplin, mandiri, dan bermanfaat—Kemendikdasmen percaya bahwa pembangunan SDM berkualitas harus dimulai dari penanaman nilai-nilai luhur pada anak-anak sejak dini.
Pada hari pertama penerapan, Dewi Suryani langsung memantau implementasi program tersebut di lingkungan sekolah. Ia juga memberikan arahan sekaligus melakukan refleksi bersama para guru mengenai langkah-langkah penerapan nilai-nilai karakter yang mencakup religiusitas, nasionalisme, integritas, kemandirian, gotong royong, kreatifitas, dan tanggung jawab.
”Pada hari ini, kami memastikan bahwa seluruh guru memahami konsep 7 pendidikan karakter ini dan mampu menjadi teladan bagi siswa dalam penerapannya,” tambahnya.
Dewi juga mengapresiasi peran aktif para guru dan dukungan penuh dari orang tua murid dalam mendukung keberhasilan program ini.
Para guru terlihat antusias dalam mendampingi siswa untuk memahami nilai-nilai karakter yang mulai diintegrasikan dalam kegiatan belajar. Orang tua murid juga menyambut baik program ini, karena dianggap dapat membantu membentuk kepribadian anak yang lebih baik sejak dini.