Bahtsul Masail ke-III, PCNU Bahas Khitan Lipat dan Jual Hasil Panen Sayuran

KEGIATAN Bahtsul Masail Ke-lll NU Lambar di Yayasan Pendidikan Miftahul Ulum Kecamatan Sekincau. FotoDok --

SEKINCAU – Yayasan Pendidikan Miftakhul Ulum, Pampangan, Kecamatan Sekincau, menjadi tuan rumah Bahtsul Masail ke-III yang diikuti delegasi dari seluruh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) se-Lampung Barat.

Acara yang berlangsung selama satu hari penuh, Jumat hingga Sabtu dini hari 11 Januari 2025 membahas berbagai isu keislaman yang relevan dengan persoalan masyarakat.

Seperti praktik jual hasil panen dilapak. Kasus yang dibahas mekanisme penangguhan penetapan harga yang dinilai merugikan petani karena harga yang tidak stabil dan ketidakpastian pembayaran.

Menurut LBM, transaksi semacam ini termasuk dalam akad bai’ ghoror, karena mengandung ketidakjelasan, yang secara hukum Islam tidak sah. 

Dan solusi yang ditawarkan antara lain, petani mewakilkan penjualan kepada pemilik kios dengan kesepakatan harga dan upah (wakalah) Mekanisme  komisi (simsaroh) di mana kios menetapkan harga jual lebih tinggi sebagai upah.

Kemudian terkait Khitan dengan metode lipat (Tanpa Potong). Metode khitan modern yang melipat dan menjahit kulit kulup tanpa pemotongan dipertimbangkan dari perspektif fiqih.

Meski metode ini mempercepat penyembuhan, LBM menyatakan bahwa khitan tetap sah jika kepala penis (hasyafah) terbuka permanen meski tanpa pemotongan.

Dalam sambutannya, Ketua PCNU Lambar, Kyai Imam Syafi'i, menegaskan pentingnya lembaga Bahtsul Masail sebagai ruh organisasi NU. “Saya mengingatkan semua MWCNU Lambar agar mempersiapkan pembentukan lembaga Bahtsul Masail di setiap kepengurusan," ujarnya.

Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PCNU Lambar, Ust. M. Muharir Nizar Ali, turut mendorong pembentukan lembaga serupa di tiap wilayah dengan melibatkan para alumni pesantren sebagai penggerak utama.

Dalam kegiatan itu  Ust. H. Pairozi, bersama  David Kurniadi, S.Kep., Ners, utusan dari Lembaga Kesehatan NU serta Ketua MUI Lambar untuk memperkaya sudut pandang pembahasan, khususnya terkait khitan dari aspek medis. 

Pihaknya berharap semua MWCNU Lambar terus aktif dalam kegiatan Bahtsul Masail yang akan digelar setiap semester serta membentuk LBM di masing-masing wilayah untuk memperkuat sinergi dan kesinambungan organisasi. *

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan