Menkeu RI Sri Mulyani Dkk Tengah Waspadai Kebijakan Trump
Menteri Keuangan RI Sri Mulyani. Foto/Net--
Radarlambar.bacakoran.co- Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Indonesia menyatakan kewaspadaannya terhadap kebijakan Presiden AS Donald Trump, terutama terkait ancaman kenaikan tarif impor yang dapat memengaruhi inflasi di AS.
Sri Mulyani mengungkapkan bahwa jika inflasi AS tetap tinggi karena kebijakan tarif, hal ini bisa membatasi ruang bagi The Federal Reserve (The Fed) untuk menurunkan suku bunga.
Dalam menghadapi situasi ini, KSSK akan memperkuat koordinasi antar-lembaga untuk memitigasi dampak risiko eksternal terhadap perekonomian Indonesia serta menjaga stabilitas sistem keuangan.
Meskipun proyeksi ekonomi global stagnan di angka 3,3 persen pada Januari 2025 menurut Dana Moneter Internasional (IMF), perekonomian Indonesia tetap menunjukkan ketahanan.
Pada kuartal III 2024, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi sebesar 4,95 persen yoy, didorong oleh investasi, konsumsi rumah tangga, dan ekspor.
Menteri Keuangan juga mengungkapkan optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal IV 2024, dengan perkiraan pertumbuhan 5 persen secara tahunan untuk keseluruhan tahun 2024. Untuk 2025, pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2 persen.
Di sisi lain, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memastikan bahwa nilai tukar rupiah akan tetap stabil meskipun ada ketegangan di pasar global.
BI berfokus pada kebijakan intervensi pasar valuta asing untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Perry juga menjelaskan bahwa BI masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga acuan lebih lanjut, dengan mempertimbangkan inflasi, proyeksi pertumbuhan ekonomi, dan stabilitas nilai tukar.
Namun, stabilitas nilai tukar rupiah sangat dipengaruhi oleh kebijakan AS, terutama suku bunga Fed Fund Rate yang dapat mempengaruhi arah kebijakan global. BI akan terus memantau kondisi ini untuk menjaga kestabilan perekonomian Indonesia.(*)