Mengenal Rip Current Pantai yang Seret 13 Siswa di Yogyakarta
Rip current terbentuk akibat pertemuan gelombang yang sejajar garis pantai, arus kuat ini mengalir menjauhi pantai menuju laut. Foto/Net--
Radarlambar.bacakoran.co- 13 siswa terseret arus di Pantai Drini, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Empat di antaranya meninggal dunia setelah terbawa oleh arus pecah (rip current) di kawasan tersebut.
Pantai sering menjadi tujuan wisata, namun pengunjung seringkali tidak menyadari bahaya yang mengintai, seperti fenomena rip current.
Rip current adalah arus laut kuat yang bergerak menjauhi pantai dan dapat menarik perenang ke tengah laut dengan cepat. Kecepatan arus ini dapat mencapai lebih dari 2 meter per detik tergantung pada kondisi gelombang dan bentuk pantai. Fenomena ini sering menyebabkan kecelakaan dan tenggelamnya wisatawan karena perenang sering panik dan kelelahan saat berusaha melawan arus.
Rip current dapat dikenali dari beberapa tanda, seperti warna air yang lebih gelap, ombak yang lebih kecil, atau pola aliran air yang berbeda dari biasanya. Untuk menghindari bahaya, disarankan agar pengunjung berenang di area yang terpantau oleh petugas pantai dan tidak berenang sendirian, terutama di pantai yang tidak memiliki penjaga.
Jika terjebak dalam rip current, penting untuk tetap tenang dan tidak melawan arus. Cobalah untuk berenang ke samping sejajar pantai hingga keluar dari arus dan kembali ke tepi pantai.
Sebelumnya, beberapa siswa yang sedang berlibur di Pantai Drini terjebak di kawasan berbahaya. Ke-13 siswa tersebut, yang berasal dari SMPN N 7 Mojokerto, telah berhasil dievakuasi, dengan sembilan orang selamat dan empat lainnya meninggal dunia. Sebelumnya, mereka telah diberi imbauan untuk tidak mendekati wilayah berbahaya, namun tetap bermain di jalur kapal di pantai tersebut.(*)