Teror Harimau Belum Selesai, Tim Satgas Masih Maksimalkan Penanganan
Tim Satgas hingga kini masih memaksimalkan penanganan terkait konflik satwa liar dengan manusia yang ada di Pekon Rawas kecamatan Pesisir Tengah. foto dok--
PESISIR TENGAH - Konflik antara manusia dan harimau sumatera di Pekon Rawas, Kecamatan Pesisir Tengah, Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), masih belum menemukan titik terang. Keberadaan harimau yang berkeliaran di wilayah perkebunan dan mendekati pemukiman warga terus menjadi ancaman serius.
Untuk itu, Tim Satuan Tugas (Satgas) Penanggulangan Konflik Manusia dan Satwa Liar Kabupaten Pesbar terus bekerja keras dalam menangani permasalahan ini guna memastikan keselamatan warga serta menjaga keseimbangan ekosistem.
Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Kabupaten Pesbar, Dadang Trianahadi, S.P., M.M., mengatakan bahwa, posko satwa liar di Pekon Rawas masih beroperasi hingga saat ini. Hal ini dikarenakan harimau sumatera masih berada di wilayah jelajahnya yang mencakup kawasan perkebunan warga.
“Keberadaan harimau ini telah menyebabkan keresahan yang berkepanjangan, terutama setelah sejumlah hewan ternak warga menjadi korban keganasannya,” katanya, Kamis 30 Januari 2025.
Dikatakannya, tim masih terus melakukan berbagai upaya untuk mengatasi konflik ini. Salah satu tindakan yang telah dilakukan yakni pada Selasa malam, 28 Januari 2025, adalah melakukan pengusiran harimau dengan menyalakan petasan di wilayah kebun warga di Way Balak, Pemangku Sukamaju, Pekon Rawas. Langkah ini diambil setelah harimau kembali memangsa anjing milik warga di area tersebut.
Bukan hanya itu, pada Rabu, 29 Januari 2025, tim gabungan peduli satwa liar juga melakukan penggantian umpan di kandang jebak yang telah dipasang di Atar Labuway, kawasan perkebunan di Pekon Rawas,” jelasnya.
Masih kata dia, Strategi ini diharapkan dapat mempercepat proses penangkapan harimau dan mengurangi potensi serangan terhadap warga dan hewan ternak mereka. Permasalahan konflik satwa liar ini tidak bisa dianggap remeh. Jika dibiarkan berlarut-larut, tidak hanya menimbulkan keresahan di masyarakat, tetapi juga bisa membahayakan keselamatan warga yang tinggal di sekitar wilayah jelajah harimau.
“Karena itu, tim gabungan yang tergabung dalam Satgas terus melakukan pemantauan, evaluasi, serta berbagai tindakan pencegahan untuk mengurangi risiko konflik lebih lanjut,” tandasnya. *