Pengusaha Perhotelan di Sekitar IKN Alami Penurunan Omzet, Terimbas Pemangkasan Anggaran Perjalanan Dinas

Delvi, salah seorang pengusaha perhotelan di Desa Sukaraja, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Senin 10 Februari 2025 .//Foto:dok/net.--
Radarlambar.Bacakoran.co - Pengusaha perhotelan dan penginapan di sekitar kawasan Ibu Kota Nusantara (IKN), tepatnya di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, kini menghadapi penurunan signifikan dalam tingkat okupansi kamar. Hal ini diduga sebagai dampak langsung dari kebijakan pemerintah yang memangkas anggaran perjalanan dinas.
Penurunan tingkat hunian ini mulai terasa sejak awal tahun 2025, dan hampir seluruh penginapan di wilayah Kecamatan Sepaku, yang merupakan salah satu kecamatan yang dekat dengan lokasi IKN, mengalami penurunan jumlah pengunjung. Banyak hotel dan penginapan yang sebelumnya ramai kini terlihat sepi, dengan sejumlah kamar yang kosong dan belum terisi oleh tamu.
Pemangkasan Anggaran Perjalanan Dinas Sebabkan Penurunan Okupansi
Salah satu faktor utama yang disoroti oleh para pengusaha perhotelan adalah pemangkasan anggaran perjalanan dinas yang mempengaruhi jumlah kunjungan instansi pemerintah ke IKN. Biasanya, para pegawai pemerintah menjadi salah satu penyumbang utama okupansi kamar hotel dan penginapan di sekitar kawasan IKN. Namun, dengan pengurangan anggaran tersebut, jumlah kunjungan dari instansi pemerintahan pun turut berkurang, berdampak pada menurunnya jumlah tamu yang menginap.
Delvi, seorang pengusaha penginapan di Desa Sukaraja, Kabupaten Penajam Paser Utara, Senin 10 Februari 2025 mengatakan bahwa kondisi ini mulai dirasakannya sejak awal tahun 2025. Diakuinya, meski tamu masih ada setiap hari, namun jumlahnya tidak sebanyak tahun lalu. Sejak awal tahun i2025, okupansi berkurang.
Waspadai Dampak Jangka Panjang Bagi Pengusaha Lokal
Para pengusaha yang mengelola penginapan dan hotel di sekitar IKN merasa khawatir jika penurunan okupansi ini berlanjut. Mereka khawatir hal tersebut akan berdampak pada pendapatan mereka secara signifikan, yang berpotensi menyebabkan kerugian besar. Sebagian dari mereka mengungkapkan bahwa investasi yang mereka keluarkan untuk membangun fasilitas penginapan di kawasan tersebut belum dapat memberikan hasil yang maksimal.
Bahkan, dengan nada cemas Delvi mengaku pihaknya merasa khawatir jika tidak ada tamu, investasi ini bisa jadi sia-sia. Bahkan, para investor dan pengusaha hotel belum bisa balik modal.
Dengan adanya penurunan omzet ini, pengusaha perhotelan berharap agar pemerintah dapat mempertimbangkan kebijakan terkait perjalanan dinas dan memberikan solusi untuk mengatasi dampak yang dirasakan oleh sektor perhotelan, terutama di wilayah sekitar IKN yang sedang dalam tahap pengembangan.
Tantangan dan Harapan di Tengah Perkembangan IKN
Perubahan dalam kebijakan anggaran dan dampaknya terhadap sektor perhotelan di sekitar IKN ini menggarisbawahi tantangan yang harus dihadapi oleh pengusaha lokal di kawasan tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, diharapkan ada langkah-langkah strategis yang dapat mendukung kelangsungan usaha mereka, sembari tetap mendukung pembangunan dan perkembangan IKN yang merupakan proyek ambisius pemerintah.(*)