Flu Bisa Berujung Pneumonia? Kenali Bahaya dan Cara Pencegahannya!

Reporter: Yayan Prantoso |

Editor: Budi Setiawan |

Selasa , 11 Feb 2025 - 16:45

Flu bisa berkembang menjadi pneumonia yang berbahaya-freepik.com-

flu bisa berujung pneumonia? kenali bahaya dan cara pencegahannya!                            radarlambar.bacakoran.co - flu atau influenza adalah infeksi virus yang menyerang sistem pernapasan, termasuk hidung, tenggorokan, dan paru-paru. 
penyakit ini lebih sering terjadi saat pergantian musim dan sangat mudah menular, terutama dalam beberapa hari pertama setelah seseorang terinfeksi.
banyak yang mengira flu sama dengan pilek biasa, padahal keduanya disebabkan oleh virus yang berbeda. 
gejala flu cenderung lebih berat dan muncul secara mendadak, sementara pilek berkembang lebih perlahan dengan gejala yang lebih ringan.
flu disebabkan oleh virus influenza yang menyebar melalui percikan air liur saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. 
virus ini juga dapat menyebar melalui kontak dengan permukaan yang telah terkontaminasi, kemudian masuk ke tubuh melalui mata, hidung, atau mulut.
orang yang terinfeksi dapat menularkan virus sejak satu hari sebelum gejala muncul hingga sekitar lima hari setelahnya. 
anak-anak serta individu dengan sistem kekebalan tubuh lemah bisa menularkan dalam waktu yang lebih lama.
flu umumnya sembuh dengan sendirinya, tetapi dalam beberapa kasus dapat menyebabkan komplikasi, seperti pneumonia, infeksi telinga dan sinus, radang selaput lendir, memburuknya kondisi medis yang sudah ada sebelumnya, jika gejala flu membaik lalu tiba-tiba memburuk, kemungkinan ada infeksi sekunder yang memerlukan perhatian medis.
flu sering dianggap sebagai penyakit ringan, tetapi jika tidak ditangani dengan baik, bisa berkembang menjadi pneumonia. 
pneumonia menyebabkan peradangan pada kantung udara di paru-paru, menghambat pertukaran oksigen, dan memicu gangguan pernapasan.
jika tidak segera diobati, pneumonia dapat menyebabkan sindrom gangguan pernapasan akut (ards) dan infeksi yang menyebar ke aliran darah. 
individu dengan penyakit paru kronis seperti bronkitis atau emfisema berisiko lebih tinggi mengalami komplikasi ini.
gejala pneumonia sering menyerupai flu tetapi lebih berat, termasuk batuk berdahak, demam tinggi, menggigil, sesak napas, nyeri dada, serta detak jantung cepat.
pneumonia adalah infeksi paru-paru yang menyebabkan kantung udara dipenuhi cairan atau nanah, sehingga membuat penderitanya sulit bernapas. 
organisasi kesehatan dunia (who) menyebut pneumonia sebagai salah satu penyebab utama kematian pada balita, meskipun juga berdampak serius pada orang dewasa.
siapa yang berisiko terkena pneumonia? kelompok yang lebih rentan terhadap pneumonia meliputi perokok dan penderita penyakit paru kronis, bayi dan anak-anak di bawah dua tahun, lansia di atas 65 tahun, individu dengan sistem imun lemah akibat penyakit seperti hiv/aids, diabetes, atau sedang menjalani kemoterapi
penyebab pneumonia bervariasi, di antaranya:
- bakteri: streptococcus pneumoniae
- virus: influenza dan covid-19
- jamur: lebih sering menyerang individu dengan kekebalan tubuh rendah
- mycoplasma pneumoniae: mikroorganisme yang mirip dengan bakteri
pneumonia dapat dikategorikan menjadi pneumonia komunitas – ditularkan di lingkungan umum dan pneumonia rumah sakit – lebih sulit diobati karena sering disebabkan oleh bakteri yang lebih resisten terhadap antibiotik. 
gejala pneumonia yang tidak segera ditangani dapat berkembang menjadi kondisi yang lebih serius dan berakibat fatal.
pneumonia akibat bakteri dapat diatasi dengan antibiotik, sementara pneumonia akibat virus memerlukan antivirus tertentu. 
dokter juga dapat meresepkan obat pereda nyeri, penurun demam, serta alat bantu pernapasan jika diperlukan. 
karena risiko komplikasi yang tinggi, pengobatan pneumonia sering kali memerlukan perawatan di rumah sakit.
langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah pneumonia meliputi mengonsumsi makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh, menjaga kebersihan dengan mencuci tangan secara rutin, menghindari rokok, alkohol, serta kontak dengan penderita flu atau pneumonia, vaksinasi, pusat pengendalian dan pencegahan penyakit (cdc) merekomendasikan beberapa vaksin untuk mengurangi risiko pneumonia, seperti vaksin influenza, vaksin pneumokokus (pcv dan ppv23), vaksin haemophilus influenzae tipe b (hib), vaksin pertusis (batuk rejan), vaksin cacar air. 
beberapa vaksin memerlukan dosis ulang, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan jadwal vaksinasi yang sesuai.(*)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Radar Lambar - Jumat, 14 Februari 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan