Belajar dari Presiden Trump, Rela Mati-matian Bela Rakyat Meski Dimusuhi Dunia

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump Foto--Dok/Net.--

Radarlambar.bacakoran.co- Pemerintahan Donald Trump yang dimulai pada 20 Januari 2025 kembali menghadirkan sejumlah kebijakan kontroversial yang berfokus pada kepentingan domestik Amerika Serikat.

Dalam pidato pelantikannya, Trump menegaskan visi pemerintahannya untuk mengutamakan Amerika, dengan serangkaian langkah yang mengarah pada kebijakan ekonomi, energi, perdagangan, dan imigrasi yang lebih agresif. Berikut adalah beberapa kebijakan utama yang menjadi sorotan:

1. Pemotongan Pajak Korporasi

Trump mengusulkan pengurangan tarif pajak perusahaan dari 21% menjadi 15%. Kebijakan ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan ekonomi dan menciptakan lapangan pekerjaan, terutama bagi usaha kecil. Meski demikian, ada kekhawatiran bahwa pemotongan pajak ini akan meningkatkan utang nasional, yang diperkirakan dapat mencapai US$5,8 triliun dalam dekade berikutnya.

2. Peningkatan Produksi Minyak

Trump menghidupkan kembali kebijakan energi pro-pengeboran minyak dengan target meningkatkan pasokan minyak domestik. Kebijakan ini diperkirakan akan menurunkan harga minyak mentah, yang dapat mengurangi tekanan inflasi di AS dan menekan biaya energi bagi masyarakat. Bank Citi memprediksi harga rata-rata minyak mentah Brent pada 2025 sekitar US$60 per barel, turun 21% dibandingkan tahun sebelumnya.

3. Kebijakan Tarif Impor

Trump kembali memberlakukan kebijakan proteksionis dengan mengenakan tarif 25% terhadap impor baja dan aluminium, yang dapat memicu ketegangan perdagangan dengan negara-negara besar seperti Uni Eropa dan China. Langkah ini mendapat reaksi keras dari negara-negara tersebut, yang bersiap untuk membalas dengan tarif terhadap barang-barang asal AS.

4. Pelonggaran Suku Bunga

Meski menghadapi tantangan ekonomi pasca-pandemi, Trump berjanji untuk menurunkan harga energi dan suku bunga. Namun, dengan defisit anggaran yang besar dan meningkatnya permintaan pinjaman, para ekonom memperkirakan bahwa suku bunga tetap tinggi untuk saat ini.

5. Kebijakan Imigrasi dan Deportasi

Trump memulai kembali kebijakan imigrasi keras dengan memperkenalkan kebijakan "Tetap di Meksiko" yang memaksa pencari suaka menunggu di Meksiko untuk sidang imigrasi di AS. Dia juga menegaskan kembali rencananya untuk mendeportasi jutaan imigran ilegal, termasuk dengan membekali petugas imigrasi dengan otoritas lebih besar untuk menegakkan hukum imigrasi.

6. Ekspor AS dalam Era Perang Dagang

Sementara perang dagang dengan China sempat menekan ekspor barang AS, sektor perdagangan jasa justru mengalami peningkatan. Data dari Census.gov menunjukkan bahwa ekspor AS tercatat sebesar US$2,54 triliun pada 2018, US$2,55 triliun pada 2019, dan US$2,16 triliun pada 2020.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan