Tangani Masalah Iklim, Ilmuwan Inggris Kembangkan Vaksin dari 'Kentut Sapi'
![](https://radarlambar.bacakoran.co/upload/fb90c539802d625bd3b92b29fe4464d2.jpeg)
Ilustrasi sapi ternak. Foto-- Pixabay--
Radarlambar.bacakoran.co- Ilmuwan di Siprus tengah mengembangkan vaksin inovatif untuk mengatasi salah satu penyumbang besar emisi gas rumah kaca: metana yang dihasilkan oleh sapi.
Metana yang dihasilkan oleh sapi saat mencerna rumput merupakan salah satu penyumbang terbesar pemanasan global, karena gas ini memiliki potensi pemanasan yang jauh lebih besar dibandingkan karbon dioksida.
Inisiatif ini dimulai oleh Pirbright Institute di Inggris, yang bekerja sama dengan Royal Veterinary College dan AgResearch dari Selandia Baru.
Para ilmuwan ini sedang berusaha menemukan solusi untuk mengurangi emisi metana yang dihasilkan oleh sapi, dengan mengembangkan vaksin yang bisa menargetkan bakteri dalam rumen sapi yang memproduksi gas berbahaya tersebut.
John Hammond, direktur penelitian di Pirbright Institute, menjelaskan bahwa vaksin ini memiliki potensi untuk menjadi solusi yang lebih mudah diimplementasikan dibandingkan metode lain, seperti penggunaan bahan tambahan pakan yang belum sepenuhnya efektif. Vaksin ini, yang diharapkan bisa diberikan sebagai dosis tunggal pada usia muda sapi, akan bekerja dengan menghasilkan antibodi yang dapat mengikat bakteri penghasil metana dalam rumen sapi.
Hammond menyebutkan bahwa meskipun vaksin ini belum tersedia secara komersial, penelitian yang dilakukan menunjukkan potensi positif untuk mengurangi emisi metana sapi hingga 30 persen. Proyek ini juga didukung dengan dana sebesar 9,4 juta dolar AS dari Bezos Earth Fund untuk membantu mendorong pengembangan teknologi yang lebih ramah lingkungan.
Ilmuwan memperkirakan bahwa pengurangan emisi metana sebesar 30 persen ini akan memberikan dampak positif yang signifikan bagi lingkungan. Selain itu, vaksin ini juga diharapkan bisa diterima oleh peternak dengan mudah, mengingat vaksinasi sudah merupakan praktik umum dalam peternakan.
Namun, tantangan besar yang dihadapi adalah memastikan bahwa vaksin ini tidak mengganggu kesejahteraan sapi. Meskipun Hammond menekankan bahwa penelitian ini bertujuan untuk memastikan bahwa tidak ada dampak negatif terhadap kesehatan sapi, masih diperlukan lebih banyak uji coba untuk memastikan vaksin ini aman dan efektif.
Inisiatif ini dianggap sebagai terobosan besar dalam upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Menurut Dirk Werling, profesor Imunologi Molekuler di Royal Veterinary College, jika vaksin ini berhasil, maka peternak dapat mulai memvaksinasi sapi sejak dini, yang dapat mengurangi emisi metana secara signifikan tanpa memerlukan perubahan besar pada sistem pakan atau pengelolaan peternakan.
Meskipun vaksin ini belum siap dipasarkan, para ilmuwan percaya bahwa pengembangan vaksin ini akan menjadi salah satu solusi utama dalam upaya mengurangi dampak perubahan iklim yang disebabkan oleh industri peternakan. Diharapkan, ke depannya teknologi ini dapat diterima dengan baik oleh peternak dan juga konsumen, meskipun tantangan mengenai penerimaan publik terhadap produk baru seperti ini akan tetap ada.
Melihat potensi besar dari vaksin ini, proyek tersebut mendapatkan dukungan besar dari berbagai pihak, termasuk lembaga filantropi dan universitas internasional yang berkomitmen untuk menangani perubahan iklim.(*)