Penyebab Nyeri Leher dan Cara Pencegahannya yang Efektif

Reporter: Apriyanti |

Editor: Budi Setiawan |

Kamis , 13 Feb 2025 - 13:08

Anatomi leher terdiri dari berbagai elemen yang saling berfungsi untuk mendukung aktivitas tubuh.-Canva Dream Lab-

penyebab nyeri leher dan cara pencegahannya yang efektif                            radarlambar.bacakoran.co - leher merupakan bagian tubuh yang krusial berfungsi menghubungkan kepala dengan tubuh bagian atas. 
terletak di antara otak dan tubuh leher mengandung berbagai struktur vital seperti pembuluh darah, saraf, otot, tulang, serta kelenjar tiroid. 
memahami anatomi leher dan faktor-faktor yang memengaruhi kesehatannya sangat penting untuk mencegah gangguan yang dapat memengaruhi kualitas hidup.
 
1. struktur dasar leher.
leher terdiri dari beberapa elemen utama;
tulang leher (vertebra servikal): leher memiliki tujuh tulang servikal (c1-c7) yang membentuk bagian atas tulang belakang. tulang-tulang ini memberikan dukungan pada kepala dan memungkinkan gerakan leher.
otot leher: beberapa otot utama di leher adalah otot trapezius, sternocleidomastoid, dan scalene. otot-otot ini berperan penting dalam pergerakan kepala, seperti memutar, menundukkan, atau mengangkat kepala.
saraf: saraf-saraf yang ada di leher menghubungkan sistem saraf pusat dengan berbagai bagian tubuh. saraf terbesar di leher adalah saraf brakial yang mengatur gerakan di lengan dan tangan.
pembuluh darah: leher juga mengandung pembuluh darah penting, seperti arteri karotis dan vena jugularis, yang mengalirkan darah menuju dan dari kepala serta otak.
kelenjar tiroid: terletak di bagian depan leher, kelenjar tiroid berfungsi mengatur metabolisme tubuh melalui produksi hormon tiroid.
 
2. penyebab masalah pada leher.
berikut faktor yang dapat memengaruhi struktur dan fungsi leher:
cedera atau trauma: kecelakaan atau benturan dapat merusak tulang, otot, atau ligamen di leher, yang sering menyebabkan ketegangan otot, hernia diskus, atau fraktur tulang servikal.
postur yang buruk: posisi tubuh yang salah saat duduk atau tidur dapat menambah ketegangan pada otot leher, menyebabkan ketidaknyamanan atau rasa sakit. misalnya, terlalu sering menundukkan kepala ketika menggunakan ponsel atau komputer dapat memicu masalah leher seperti sindrom leher tegak.
degenerasi tulang belakang (spondylosis servikal): seiring bertambahnya usia, tulang dan sendi di leher mengalami pengikisan. hal ini dapat mengarah pada kondisi seperti osteoartritis, hernia diskus, atau penyempitan saluran tulang belakang (stenosis).
hernia diskus: ketika diskus yang berada di antara tulang belakang tergelincir atau pecah, hal ini dapat memberi tekanan pada saraf, menyebabkan rasa sakit yang tajam, mati rasa, atau kesemutan di leher dan lengan.
gangguan otot: ketegangan otot leher akibat postur yang buruk atau stres bisa menyebabkan nyeri. kondisi seperti tortikolis, di mana otot leher berkontraksi secara abnormal, dapat menyebabkan kepala terpelintir.
penyakit atau kondisi lain: beberapa gangguan medis seperti infeksi, kanker, penyakit autoimun, atau gangguan tiroid juga dapat berdampak pada kesehatan leher.
 
3. gejala yang perlu diperhatikan.
nyeri atau kekakuan leher: gejala ini sering terjadi akibat ketegangan otot, cedera, atau gangguan degeneratif.
mati rasa atau kesemutan: jika saraf di leher tertekan atau teriritasi, bisa timbul rasa mati rasa atau kesemutan di leher, lengan, atau tangan.
sakit kepala: beberapa gangguan pada leher, seperti ketegangan otot atau masalah sendi servikal, dapat memicu sakit kepala, terutama di bagian belakang kepala atau leher.
kesulitan menggerakkan kepala: rasa sakit atau kekakuan yang parah dapat menghambat kemampuan untuk memutar atau mengangkat kepala.
kelemahan pada lengan: jika saraf di leher terjepit, bisa menyebabkan kelemahan otot di lengan atau tangan.
 
4. pencegahan dan penanganan.
untuk menjaga kesehatan leher dan mencegah gangguan, berikut beberapa langkah yang bisa diambil:
perbaiki postur tubuh: pastikan posisi tubuh tetap baik saat duduk, berdiri, atau tidur. gunakan kursi yang mendukung punggung dan leher, dan hindari posisi tubuh yang membungkuk terlalu lama.
olahraga secara teratur: latihan yang memperkuat otot leher dan meningkatkan fleksibilitas dapat membantu mencegah ketegangan dan cedera.
gunakan bantal leher yang tepat: pilih bantal tidur yang sesuai dengan bentuk leher dan kepala untuk mendukung posisi tidur yang benar.
hati-hati dengan aktivitas fisik: selalu lakukan pemanasan sebelum berolahraga dan hindari gerakan yang tiba-tiba atau berlebihan.
konsultasi dengan dokter: jika nyeri leher berlanjut atau gejala lainnya muncul, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.(*)

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Radar Lambar - Jumat, 14 Februari 2025

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan