Konflik Harimau Sumatera Pengaruhi Perekonomian Masyarakat Suoh-BNS, Banyak Petani Was-Was Berkebun

ilustrasi Harimau 1202--- --

Radarlambar.bacakoran.co – Warga Kecamatan Bandar Negeri Suoh, Lampung Barat, menghadapi dampak serius akibat serangan harimau sumatera terhadap petani. 

Kejadian tragis yang menimpa Zainudin, seorang petani yang tewas diterkam harimau pada 21 Januari 2025, telah menimbulkan ketakutan mendalam di kalangan masyarakat setempat. Hal ini berdampak pada sektor perekonomian daerah, terutama dalam sektor pertanian yang merupakan mata pencaharian utama mereka.

Setelah peristiwa tersebut, banyak petani yang memilih untuk meninggalkan perkebunan mereka. Salah satu contoh yang mencolok adalah perkebunan milik almarhum Zainudin yang kini dibiarkan terbengkalai. Yusrizal, seorang warga setempat, menyatakan.

”Perkebunan yang dikelola oleh Zainudin kini tidak terurus karena keluarga merasa takut akan adanya ancaman dari harimau sumatera yang berkeliaran di sekitar kawasan itu,” kata dia,

Fenomena ini tidak hanya terjadi pada perkebunan Zainudin, tetapi juga melanda banyak area perkebunan lain di Kecamatan Bandar Negeri Suoh dan Suoh. Banyak warga kini semakin waspada dan mengurangi aktivitas di kebun mereka, yang tentunya berdampak pada hasil pertanian dan perekonomian mereka.

Camat Bandar Negeri Suoh, Mandala Harto, menjelaskan bahwa pihaknya telah memberikan imbauan kepada warga untuk tidak lagi menggarap perkebunan yang berada di kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS). "Kami menghimbau agar warga tidak lagi menggarap tanah di kawasan TNBBS demi keselamatan bersama," kata Mandala.

Mandala menambahkan bahwa kawasan tersebut adalah bagian dari kawasan konservasi, yang memang tidak seharusnya digarap oleh warga. Meskipun demikian, ia mengakui bahwa keputusan ini memberi dampak ekonomi yang besar bagi warga yang menggantungkan hidup mereka pada perkebunan. 

"Dampaknya pasti ada bagi perekonomian warga, terutama yang bergantung pada hasil perkebunan. Namun, keselamatan warga harus tetap menjadi prioritas utama, agar tidak ada lagi korban yang jatuh akibat serangan harimau atau satwa liar lainnya," tambah Mandala.

Dengan semakin menyusutnya habitat alami harimau sumatera, satwa liar ini mulai memasuki wilayah perkampungan dan perkebunan, menambah risiko bagi keselamatan manusia. Serangan yang memakan korban jiwa meningkatkan ketakutan masyarakat, menyebabkan mereka meninggalkan pekerjaan utama mereka sebagai petani.

Pemerintah daerah bersama TNBBS terus berupaya untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan alam dan keamanan manusia. Selain itu, berbagai langkah pencegahan sedang dipertimbangkan, seperti patroli rutin dan penanaman tanaman yang dapat menghalau harimau, untuk mengurangi potensi konflik antara manusia dan satwa liar. (adi/nopri)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan