Petugas Keswan Rutin Lakukan Pemeriksaan Bahan Makanan Hewani

PERIKSA : Petugas Kesehatan hewan melakukan pemeriksaan sampel bahan pangan untuk mencegah beredarnya bahan pangan tidak layak konsumsi - Foto Dok--
PESISIR TENGAH – Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP), Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), rutin melakukan pengecekan pada sejumlah bahan makanan di kabupaten setempat, untuk memastikan terbebas dari bahan berbahaya dan tidak layak konsumsi.
Kabid Peternakan, Rahmat Nursan., mendampingi Kadis KPP Pesbar, Unzir, S.P., mengatakan, pemeriksaan yang dilakukan pada produk makanan hewani di sejumlah pasar mulai dari pemeriksaan fisik hingga uji la.
“Pemeriksaan yang dilakukan berupa pengecekan pada sejumlah sampel makanan, seperti daging sapi, daging ayam, bakso daging ayam, bakso daging sapi, dan sejumlah bahan makanan lainnya yang harus dilakukan pemeriksaan,” kata dia.
Dijelaskannya, pemeriksaan tersebut dilakukan untuk masmtikan bahan makanan terbebas dari zat berbahaya, seperti borak, formalin, bahkan untuk mencegah adanya penjualan bangkai dan pengoplosan daging sapi dengan daging babi.
“Pemeriksaan itu dilakukan untuk memastikan bahwa bahan pangan yang berada di Kabupaten Pesbar harus menerapkan konsep pangan aman, sehat, utuh dan halal (ASUH), hasil pemeriksaan yang kami lakukan semuanya aman untuk dikonsumsi,” jelasnya.
Ditambahkannya, konsep ASUH ini didasarkan pada beberapa kejadian di Indonesia, seperti maraknya isu pelanggaran keamanan pangan oleh industri dan banyaknya kasus keracunan yang disebabkan karena kelalaian masyarakat dalam memilih bahan baku makanan.
“Makanan ASUH merupakann makanan tersebut harus bebas dari kontaminasi berbahaya, mempunyai nilai gizi yang tinggi, tidak tercampur bahan lain, dan diolah berdasarkan syariat Islam sehingga halal untuk dikonsumsi,” terangnya.
Dikatakannya, Konsep makanan ASUH diterapkan untuk memilih bahan baku hewani yang berupa daging segar, dalam proses penerapannya, tidak hanya bahan baku yang harus diperhatikan, namun proses pengolahan bahan tersebut juga menjadi poin penting.
“Hal ini dikarenakan selama proses pengolahan nilai gizi bahan dapat berubah sehingga mempengaruhi buruknya kesehatannya,” pungkasnya.(yogi/*)