Starbucks Lakukan Restrukturisasi Besar, 1.100 Karyawan Terdampak PHK

Foto-Net--
Radarlambar.bacakoran.co- Starbucks mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.100 karyawan sebagai bagian dari langkah restrukturisasi perusahaan.
Keputusan ini diambil untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat daya saing bisnis di tengah perubahan tren industri serta tantangan ekonomi global.
Restrukturisasi ini terjadi di bawah kepemimpinan Brian Niccol, yang ditunjuk sebagai CEO tahun lalu. Niccol menghadapi tugas berat untuk memulihkan kinerja perusahaan setelah nilai saham Starbucks mengalami penurunan tajam sejak 2021.
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan menghadapi berbagai tantangan, termasuk inflasi yang berdampak pada biaya operasional, perubahan kebiasaan konsumen pascapandemi, serta meningkatnya persaingan dari jaringan kedai kopi lain dan tren kopi independen.
Selain itu, Starbucks juga tengah berupaya meningkatkan efisiensi dengan merampingkan struktur organisasi dan mempercepat inovasi layanan. Perusahaan telah berinvestasi dalam teknologi otomatisasi, pengembangan aplikasi seluler untuk pemesanan dan pembayaran, serta peningkatan pengalaman pelanggan melalui konsep toko yang lebih modern.
Keputusan PHK ini mencerminkan langkah strategis untuk mengoptimalkan sumber daya manusia serta mengalokasikan investasi ke sektor-sektor yang dianggap lebih berdampak pada pertumbuhan bisnis jangka panjang.
Meskipun langkah ini diperkirakan akan menimbulkan reaksi dari serikat pekerja dan komunitas karyawan, Starbucks tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas operasional serta mempertahankan daya tarik merek di pasar global.
Dalam beberapa bulan terakhir, saham Starbucks telah menunjukkan pemulihan dengan kenaikan lebih dari 22 persen. Hal ini menunjukkan adanya respons positif dari investor terhadap kebijakan restrukturisasi yang diimplementasikan. Namun, tantangan masih ada, terutama dalam mempertahankan loyalitas pelanggan dan beradaptasi dengan preferensi konsumen yang terus berubah.(*)