Penurunan Daya beli Kelas Menengah di Indonesia Terlihat dari Beberapa Transaksi QRIS

Fenomena penurunan kelas menengah ini tercermin dalam data yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Foto Dok/Net ---
Direktur Utama BJB, Yuddy Renaldi, menjelaskan bahwa meskipun jumlah transaksi meningkat, nilai transaksi cenderung menurun.
Nasabah kini menghabiskan jumlah uang yang sama untuk membeli lebih sedikit barang.
Ini menunjukkan bahwa inflasi dan daya beli yang menurun turut memengaruhi pola belanja masyarakat, katanya.
Bank swasta terbesar di Indonesia, BCA (BBCA), juga menghadapi dampak dari penurunan kelas menengah.
Meskipun Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengonfirmasi bahwa penurunan ini tidak berdampak besar pada transaksi QRIS atau debit, ia mengakui bahwa kredit retail, seperti kartu kredit dan pinjaman konsumsi lainnya, terdampak.
Namun, kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit kendaraan bermotor (KKB) tetap menunjukkan pertumbuhan karena adanya bunga yang relatif lebih rendah.
Secara keseluruhan, penurunan transaksi QRIS dan pergeseran dalam pola konsumsi ini menunjukkan adanya perubahan signifikan dalam kondisi ekonomi Indonesia, yang berdampak langsung pada kelas menengah.
Fenomena ini mengindikasikan bahwa semakin banyak masyarakat yang mengalami kesulitan ekonomi dan terperosok ke dalam kelompok rentan miskin.(*)