Masa Defisit Beras Berakhir, Indonesia Diprediksi Surplus

Stok Beras Bulog.--Foto Ekonomi.--

Radarlambar.bacakoran.co - Indonesia diperkirakan akan keluar dari masa defisit beras pada bulan Maret, yang bertepatan dengan Ramadan. Perusahaan Umum Bulog menyatakan bahwa setelah mengalami defisit sejak awal tahun, produksi beras nasional akan meningkat signifikan sehingga menciptakan surplus sekitar 2,6 juta ton.

Defisit beras yang terjadi sejak Januari berdampak pada rendahnya serapan gabah kering panen (GKP) oleh Bulog. Pada Januari, defisit mencapai 1,26 juta ton, sementara Februari masih mengalami kekurangan 490 ribu ton.

Namun, pada Maret, produksi beras nasional diperkirakan mencapai 5,24 juta ton, jauh lebih tinggi dibandingkan konsumsi yang sekitar 2,57 juta ton. Dengan kondisi ini, surplus beras pun dipastikan terjadi.

Minimnya produksi di awal tahun juga membuat serapan GKP oleh Bulog masih jauh dari target. Hingga saat ini, Bulog baru menyerap sekitar 55 ribu ton GKP dari petani, jauh dari target yang ditetapkan pemerintah sebesar 3 juta ton sepanjang 2025. Namun, Bulog optimistis akan meningkatkan serapan secara maksimal saat memasuki panen raya pada Maret dan April.

Sebelumnya, pemerintah telah memprediksi potensi defisit beras sejak akhir 2024. Menteri Koordinator Bidang Pangan memperkirakan bahwa produksi beras hingga akhir tahun lalu mencapai 30,34 juta ton, sementara konsumsi mencapai 30,92 juta ton, sehingga menimbulkan defisit sekitar 590 ribu ton.

Oleh karena itu, pemerintah menekankan pentingnya kesiapan dalam menghadapi gejolak harga pangan di awal 2025.

Dengan peningkatan produksi di kuartal kedua tahun ini, diharapkan ketersediaan beras nasional kembali stabil, serapan petani meningkat, dan harga pangan lebih terkendali. (*/rinto)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan