Ekonomi Indonesia Tumbuh Pesat, Namun Beberapa Tantangan Perlu Diwaspadai

Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar. Foto Dok/Net--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025 diperkirakan masih menunjukkan angka yang positif meskipun ada sejumlah tantangan yang perlu diwaspadai. 

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa meskipun perekonomian Indonesia menunjukkan perkembangan yang stabil dan tumbuh pesat, beberapa indikator penting menunjukkan penurunan yang dapat mempengaruhi kelanjutan pertumbuhan ini.

Dalam sebuah acara yang disiarkan secara virtual pada Jumat (28/2/2025), Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, mengungkapkan bahwa meskipun perekonomian Indonesia berada dalam posisi yang cukup baik, ada beberapa sektor yang mengalami penurunan, khususnya daya beli masyarakat. 

Salah satu indikator yang paling terlihat adalah melemahnya penjualan di sejumlah sektor industri, termasuk kendaraan bermotor dan ritel.

Pemulihan daya beli masyarakat menjadi salah satu perhatian utama. Terlihat jelas dari penurunan angka penjualan kendaraan bermotor dan turunnya indeks sektor ritel di beberapa industri. 

Selain itu, keyakinan konsumen juga mengalami pelemahan, yang tercermin dari menurunnya angka penjualan serta indikator-indikator dalam sektor ritel, kata Mahendra.

Pelemahan daya beli ini, menurut Mahendra, juga terkait erat dengan rendahnya tingkat optimisme masyarakat terhadap prospek perekonomian dalam jangka pendek.

Indeks keyakinan konsumen, yang menjadi salah satu acuan penting dalam memprediksi arah perekonomian, turut menunjukkan penurunan.

Selain masalah daya beli, Mahendra juga mencatatkan bahwa meskipun sektor perbankan dan jasa keuangan secara umum masih menunjukkan angka pertumbuhan yang solid, terdapat perbedaan signifikan dalam alokasi kredit yang perlu diperhatikan. 

Tahun lalu, sektor perbankan Indonesia mencatatkan angka pertumbuhan kredit mencapai dua digit, yakni 10,37%. Namun, ada segmen-segmen tertentu yang mencatatkan penurunan dalam hal alokasi kredit.

Kredit korporasi mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan, mencapai 15,8%. Sementara itu, kredit untuk konsumsi tumbuh sebesar 9,8%. 

Namun, yang perlu dicatat adalah penurunan sebesar 3% pada kredit untuk sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), ujar Mahendra. 

Penurunan pada kredit UMKM menjadi sorotan penting mengingat sektor ini merupakan salah satu pendorong utama perekonomian Indonesia.

Lebih lanjut, Mahendra juga menekankan perlunya perhatian terhadap belanja modal (capital expenditure/capex), yang berpotensi mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang. 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan