Israel Siapkan "Rencana Neraka" untuk Tekan Hamas di Gaza

Ilustrasi tentara israel--

Radarlambar.bacakoran.co -Pemerintah Israel dikabarkan tengah menyiapkan strategi baru yang dinamakan "rencana neraka" untuk menekan Hamas. Tujuan utama dari langkah ini adalah untuk mendorong pembebasan sandera tanpa harus menarik pasukan dari wilayah Palestina. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memperketat blokade di Jalur Gaza, meskipun saat ini sedang berlangsung gencatan senjata yang masih penuh ketidakpastian.

Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa fase kedua gencatan senjata yang direncanakan akan dimulai. Sebagai respons terhadap ketidakpastian tersebut, kedua belah pihak mulai mengambil langkah darurat untuk mempersiapkan kemungkinan kembalinya konflik bersenjata.

Pemerintahan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dilaporkan siap untuk melanjutkan penghentian pasokan makanan dan bahan bakar yang diumumkan pada Minggu (2/3/2025). Langkah ini merupakan bagian dari isolasi yang semakin ketat di Jalur Gaza, yang dihuni oleh sekitar 2,2 juta penduduk. Selain itu, rencana ini mencakup pemutusan total pasokan listrik dan air yang masih tersisa.

Warga Palestina di Gaza utara juga akan dipindahkan ke selatan, sebagai persiapan untuk kemungkinan dimulainya kembali perang skala penuh. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, telah menginstruksikan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk bersiap melanjutkan pertempuran.

Mulai Rabu (5/3/2025), pasukan Israel akan berada di bawah kepemimpinan Kepala Staf yang baru, Mayor Jenderal Eyal Zamir. Zamir dikenal sebagai pendukung penggunaan kekuatan besar untuk meraih kemenangan cepat atas sisa-sisa Hamas di Gaza.

Di sisi lain, Hamas juga dilaporkan sedang bersiap untuk menghadapi kemungkinan pertempuran kembali. Media Arab melaporkan bahwa Hamas dan kelompok bersenjata lainnya telah kembali ke posisi perang dan memperketat pengamanan terhadap sandera warga Israel yang masih mereka tahan. Hamas juga dikabarkan telah mengekstraksi bahan peledak dari proyektil Israel yang tidak meledak selama perang, yang diduga akan digunakan untuk membuat bom pinggir jalan jika pertempuran kembali pecah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan