Krisis Reputasi Militer Israel Usai Serangan 7 Oktober 2023

Radarlambar.bacakoran.co -Serangan yang dilancarkan Hamas pada 7 Oktober 2023, dalam operasi yang disebut Badai al Aqsa, mengejutkan Israel dan merusak reputasi militer negara tersebut. Selama ini, militer Israel dikenal dengan teknologi canggih dan intelijen yang sangat dihormati di dunia. Namun, serangan tersebut membuka kelemahan yang tak terduga.

Menurut laporan dari Koresponden Militer Israel, Carmela Menashe, ketika serangan dimulai, para elit Israel bergegas berlindung di tempat perlindungan berlapis baja karena takut ditawan atau dibunuh oleh pejuang Hamas. Operasi ini melibatkan sejumlah pejuang Hamas yang menggunakan alat sederhana untuk melewati perbatasan yang dijaga longgar, menguasai pos-pos penjagaan, dan menculik warga Israel untuk dibawa ke Gaza.

Ketakutan yang dialami oleh militer Israel selama serangan ini semakin menunjukkan ketegangan dalam jajaran pimpinan. Menashe menyoroti perbedaan dengan Daniel Hagari, juru bicara militer Israel, yang tetap berada di lapangan dan membantu pasukan Israel merebut kembali wilayah yang sebelumnya dikuasai Hamas, sementara para pejabat lainnya berlindung.

Meskipun situasi tersebut mengarah pada ketidakpuasan dalam tubuh militer Israel, muncul pula kabar bahwa Hagari menghadapi hambatan untuk kenaikan pangkat, bahkan ada yang mengatakan ia akan dipersiapkan untuk pensiun setelah lebih dari 30 tahun berkarier.

Selain itu, perundingan dengan Hamas terus berlanjut, dengan mediator dari Mesir, Qatar, dan AS berusaha menuntaskan tahap kedua perjanjian gencatan senjata. Meski ada ancaman dari AS terhadap Hamas, kelompok tersebut bersikeras agar Israel mematuhi ketentuan gencatan senjata dan menarik pasukannya sepenuhnya dari Gaza.

Hingga kini, masih ada ketegangan yang berlanjut mengenai perjanjian ini, dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak untuk melanjutkan perundingan tahap kedua dan memilih untuk memperpanjang tahap pertama kesepakatan gencatan senjata. (*)