Badai PHK Massal Kian Ganas, Sebulan 15.000 Orang Jadi Pengangguran

Ilustrasi PHK. Foto/Net--

Radarlambar.bacakoran.co– Pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor teknologi semakin meningkat pada Februari 2025, mencatat jumlah tertinggi dalam enam bulan terakhir.

Berdasarkan data dari Layoffs.fyi, sebanyak 46 perusahaan memberhentikan 15.994 karyawan sepanjang bulan tersebut. Jumlah ini melonjak signifikan dibandingkan Januari 2025, di mana hanya 25 perusahaan yang melakukan PHK dengan total 5.641 karyawan terdampak.  

Beberapa perusahaan teknologi besar yang melakukan pengurangan tenaga kerja di antaranya adalah Meta, HP, dan Workday.

Meta melaporkan pemangkasan sekitar 3.600 karyawan sebagai bagian dari kebijakan evaluasi kinerja. Perusahaan ini menerapkan standar manajemen yang lebih ketat, dengan tujuan mempertahankan tenaga kerja yang dinilai memiliki kinerja terbaik.  

Sementara itu, HP mengumumkan pemutusan sekitar 2.000 pekerja sebagai bagian dari program restrukturisasi global yang telah direncanakan sejak 2022.

Perusahaan ini menargetkan efisiensi biaya hingga miliaran dolar dalam beberapa tahun ke depan dengan mengurangi jumlah tenaga kerja secara bertahap.  

Peningkatan PHK massal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor utama. Ketidakpastian ekonomi global, kenaikan suku bunga, serta tekanan inflasi membuat banyak perusahaan melakukan efisiensi operasional.

Selain itu, perkembangan kecerdasan buatan (AI) turut berkontribusi pada pengurangan tenaga kerja di berbagai sektor, terutama di bidang layanan pelanggan, pemasaran, dan sumber daya manusia.  

Di samping itu, strategi ekspansi yang agresif selama pandemi menyebabkan kelebihan tenaga kerja di banyak perusahaan teknologi. Dengan kondisi ekonomi yang tidak stabil, perusahaan-perusahaan ini mulai melakukan penyesuaian untuk menjaga profitabilitas.  

Sejumlah analis juga menilai bahwa melemahnya kepercayaan investor turut menjadi faktor pendorong PHK. Penurunan harga saham dan proyeksi pendapatan yang lebih rendah membuat perusahaan harus memangkas biaya operasional, termasuk melalui pengurangan jumlah karyawan.  

Fenomena PHK massal ini menjadi tantangan besar bagi tenaga kerja di industri teknologi, yang kini harus menghadapi persaingan lebih ketat dalam mencari peluang kerja baru di tengah kondisi ekonomi yang masih belum sepenuhnya pulih.(*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan