Warga Protes Pengaspalan Saat Hujan di Jalur Liwa - OKU Selatan

PRAKTIK pengaspalan jalan saat hujan di protes oleh warga di ruas jalan Liwa-OKU Selatan, tepatnya di kawasan HL 46B wilayah Gunung Pasir, Pekon Bandarbaru Kecamatan Sukau. Foto Dok--
SUKAU – Praktik pengaspalan jalan saat hujan yang dikeluhkan warga di Kota Liwa ternyata juga terjadi di ruas jalan Liwa menuju OKU Selatan, tepatnya di kawasan Hutan Lindung (HL) 46B wilayah Gunung Pasir, Pekon Bandarbaru, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat.
Warga yang melintas di jalur tersebut mengaku kecewa dan marah atas kegiatan pengaspalan yang dilakukan dalam kondisi hujan lebat. Mereka menilai tindakan tersebut ceroboh dan mengabaikan kualitas jalan yang menjadi urat nadi masyarakat penghubung Lampung Barat dan Sumatera Selatan.
Pajri, salah seorang warga Bandarbaru yang kerap melintasi jalan tersebut, menyampaikan protes keras terhadap pelaksana proyek. Menurutnya, kegiatan pengaspalan di tengah hujan merupakan kelalaian yang merugikan masyarakat banyak.
“Kami ini masyarakat yang setiap hari melintasi jalan ini, tahu betul bagaimana kondisi di sini. Kalau aspal dipaksakan saat hujan seperti kemarin, pasti hasilnya tidak akan maksimal. Baru sebentar dipakai sudah berlubang lagi, yang rugi kami juga. Jangan asal kejar target, keselamatan dan kenyamanan kami juga harus diperhatikan,” tegas Pajri.
Ia juga menambahkan bahwa jalan tersebut merupakan jalur penting bagi masyarakat pedesaan di wilayah Sukau dan sekitarnya yang mengandalkan akses ini untuk distribusi hasil pertanian dan kebutuhan harian. “Ini bukan jalan kecil yang hanya dilewati satu dua orang, ini jalur vital, salah sedikit saja dampaknya ke mana-mana. Kami kecewa karena ini terkesan seperti main-main,” tambahnya.
Menanggapi keluhan warga, Kepala UPT Pengelolaan Jalan dan Jembatan (PJJ) Wilayah V Lampung Barat, Aprisol Putra, menegaskan bahwa pihaknya sudah mengambil langkah tegas dengan menegur pihak pelaksana atau kontraktor terkait pelaksanaan pengaspalan yang dilakukan saat cuaca tidak mendukung.
“Kemarin sudah saya tegur, dan hari ini tidak ada aktivitas penambalan karena cuaca masih sering hujan. Jadi kita tunggu sampai dengan cuaca panas baru aspal dikirim,” kata Aprisol.
Aprisol juga menegaskan bahwa pihaknya akan memastikan kontraktor bertanggung jawab penuh atas pekerjaan yang telah dilakukan di luar prosedur standar. “Jika nanti ada kerusakan akibat pekerjaan yang tidak sesuai prosedur ini, saya sudah pastikan pihak pelaksana wajib segera memperbaikinya tanpa alasan,” ujarnya.
Sebelumnya, praktik serupa juga terjadi di ruas jalan Radin Intan, Lingkungan Sukamenanti, Kelurahan Pasarliwa, Kecamatan Balikbukit, Kabupaten Lampung Barat. *