Ustaz Hernadi: Menyayangi Anak Yatim Jalan Menuju Kebaikan Dunia dan Akhirat

KEGIATAN Safari Ramadhan MWCNU Balik Bukit yang dilaksanakan di tingkat ranting isi dengan kegiatan santunan yatim-piatu seperti di Pekon Sedampah Indah. Foto Dok--

BALIKBUKIT - Anak yatim adalah amanah yang ada di tengah-tengah masyarakat, yang membutuhkan perhatian, kasih sayang, serta dukungan moral dan material. Menyantuni anak yatim bukan sekadar anjuran, melainkan tanggung jawab bersama yang melekat dalam ajaran agama dan budaya.

Ketua Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Balik Bukit, Ustaz Hernadi, mengingatkan bahwa kepedulian terhadap anak yatim harus menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, bukan hanya dilakukan pada momen tertentu. Ia menegaskan bahwa menyayangi dan membantu anak yatim adalah salah satu jalan untuk menguatkan rasa kemanusiaan dan menumbuhkan keberkahan.

“Kepedulian terhadap anak yatim bukan hanya soal memberi materi, tapi juga memberikan perhatian, bimbingan, dan motivasi agar mereka tidak merasa sendiri dalam menjalani hidup,” ujar Ustaz Hernadi. 

Ia menambahkan bahwa anak-anak yatim perlu dirangkul dan diperlakukan layaknya keluarga sendiri agar tumbuh menjadi generasi yang penuh harapan dan keyakinan.

Lebih jauh, Ustaz Hernadi mengingatkan pesan Rasulullah SAW yang menempatkan menyantuni anak yatim sebagai amalan yang mulia. 

“Rasulullah bersabda, jika ingin hatimu lembut dan hajatmu dikabulkan oleh Allah, santunilah anak yatim dan kasihilah mereka. Bahkan dengan mengusap rambut mereka, setiap helai rambut itu akan memohonkan ampunan untuk kita,” jelasnya.

Ia menegaskan bahwa tanggung jawab terhadap anak yatim tidak hanya menjadi kewajiban organisasi atau lembaga tertentu, tetapi menjadi panggilan bagi seluruh masyarakat, baik secara individu maupun kolektif.

Selain itu, Ustaz Hernadi yang juga Ketua MUI Kecamatan Balik Bukit, mengajak umat Islam untuk tetap berpegang teguh kepada ajaran ahlusunnah wal jamaah agar tidak mudah terpengaruh oleh paham-paham yang dapat menyesatkan. “Mari kita jaga diri dan keluarga dengan terus mengikuti ajaran para ulama dan guru-guru NU yang telah diakui keilmuannya,” pesannya.

Di berbagai kesempatan, pesan untuk menyayangi dan menyantuni anak yatim terus digaungkan oleh berbagai kalangan. Momentum bulan suci Ramadhan sering menjadi pengingat pentingnya berbagi dengan sesama, terutama kepada anak-anak yatim yang membutuhkan dukungan moral dan material.

Namun, kepedulian ini sejatinya tidak hanya bersifat musiman. Kepedulian yang konsisten sepanjang waktu akan membangun budaya saling tolong-menolong yang kuat di tengah masyarakat.

Dengan berbagi rezeki, perhatian, dan kasih sayang kepada anak yatim, diharapkan mereka dapat merasakan kehangatan sosial dan tumbuh menjadi pribadi yang tangguh. Sebab, sejatinya menyantuni anak yatim adalah bentuk nyata dari cinta kasih dan investasi kebaikan yang membawa manfaat di dunia maupun di akhirat. *

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan