Irigasi Ambrol Dihantam Banjir, Puluhan Ha Sawah Di Atakh Kuripan Terancam Gagal Panen

RUSAK: Saluran irigasi di Atakh Kuripan, Pekon Buaynyerupa, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat ini ambrol di hantam banjir. Akibatnya puluhan Hektare tanaman padi di wilayah itu terancam gagal panen. Foto Dok --

SUKAU - Puluhan hektar tanaman padi di Atakh Kuripan, Pekon Buaynyerupa, Kecamatan Sukau, Kabupaten Lampung Barat terancam gagal panen karena terganggunya pasokan air akibat kerusakan saluran irigasi yang di hantam banjir beberapa waktu lalu.

Kerusakan saluran irigasi itu merupakan kali keduanya terjadinya. Saat kerusakan pertama warga sempat melakukan perbaikan secara swadaya, namun belum lama ditangani, saluran irigasi kembali rusak dihantam banjir Way Asahan.

Defit, salah seorang petani di wilayah itu mengatakan rusaknya saluran irigasi itu berdampak pada kegiatan usaha tanam padi, yang tercatat ada puluhan hektar sawah terancam gagal panen. “Kerusakan irigasi ini membuat para petani terancam gagal panen, tanaman padi yang saat ini memasuki usia tanam rata-rata satu bulan sudah kekurangan pasokan air,” ujarnya.

Ia menyebut, rusaknya saluran irigasi akibat banjir ini bukan pertamakalinya terjadi, sebelumnya kerusakan pernah terjadi beberapa bulan lalu, namun saat itu petani memutuskan untuk memperbaiki secara swadaya. 

“Beberapa bulan lalu sempat ambrol, tapi kondisinya tidak begitu parah, sehingga masih bisa diperbaiki secara swadaya. Namun untuk kejadian kedua ini kondisinya parah, banjir mengakibatkan longsor besar dan seluruh irigasi ambrol total,” terang dia.

Pihaknya berharap Pemkab Lampung Barat melalui dinas terkait dapat melakukan perbaikan, guna mengantisipasi adanya petani yang gagal panen akibat terhambatnya suplai air. ” Kami berharap ada upaya dari pemkab untuk membantu penanganannya, karena tercatat sekitar 72 hektar sawah yang menggantungkan air dari saluran irigasi ini," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura (DTPH) Ir Natadjudin Amran mengatakan, kerusakan itu terjadi pada saluran irigasi primer atau irigasi utama sehingga dalam penanganannya merupakan kewenangan dari Dinas PUPR Lampung Barat. Sebelumnya pihaknya telah berkoordinasi dengan Dinas PUPR dan telah bersama-sama turun untuk mengkroscek kerusakan tersebut.

“Kerusakan terjadi pada irigasi primer atau jaringan irigasi utama sehingga penanganannya ada di Dinas PUPR,  kalau di DTPH penanganan hanya irigasi kecil. Beberapa waktu lalu Dinas PUPR sudah turun, tapi kami belum dapat informasi lebih lanjut seperti apa tindaklanjutnya, tapi jika anggaran mencukupi, semoga bisa ditangani tahun ini,” kata dia. ()

 

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan