5 Tradisi Lebaran Unik di Indonesia, Termasuk Pembakaran 'Gunung Api'

Tradisi Grebek Syawal di Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat - Foto Dok/Net--
4. Binarundak, Sulawesi Utara
Di Sulawesi Utara, tepatnya di daerah Motoboi Besar, terdapat tradisi Binarundak yang berbeda dengan perayaan Lebaran di daerah lain. Di sini, nasi jaha—nasi yang dibungkus dalam bambu dan dibakar dengan sabut kelapa—menjadi makanan utama dalam perayaan ini. Tradisi ini dilakukan tiga hari setelah Idul Fitri dengan tujuan mempererat hubungan antar warga. Setelah nasi jaha matang, masyarakat akan memakannya bersama-sama sebagai bentuk rasa syukur atas berkah yang diterima selama tahun tersebut.
5. Tumbilotohe, Gorontalo
Tumbilotohe merupakan tradisi di Gorontalo yang berarti "malam pasang lampu". Pada tiga malam terakhir menjelang Lebaran, penduduk Gorontalo memasang lampu-lampu tradisional yang disebut Tohetutu di halaman rumah dan sepanjang jalan menuju masjid. Tradisi ini dimulai saat maghrib dan berlangsung hingga subuh. Pemasangan lampu-lampu ini berfungsi sebagai tanda berakhirnya bulan Ramadan. Pada tahun 2007, Gorontalo berhasil mencatatkan tradisi ini di Museum Rekor Indonesia (MURI) dengan menghias kota dengan lebih dari lima juta lampu.
Kelima tradisi ini menunjukkan betapa beragamnya cara masyarakat Indonesia merayakan Lebaran. Setiap tradisi tidak hanya sarat dengan makna, tetapi juga mencerminkan keberagaman budaya yang kaya di Tanah Air. Tradisi-tradisi ini semakin memperkaya pengalaman merayakan Idul Fitri dengan cara yang khas dan penuh keharmonisan. (*)