Ekonomi Indonesia Tertekan Saat Ramadan, PHK Meningkat, Tabungan Rakyat Menipis

Ilustrasi. Pusat perbelanjaan dalam kondisi sepi. Foto-Net--
Radarlambar.bacakoran.co- Situasi ekonomi Indonesia selama Ramadan 2025 menunjukkan tanda-tanda perlambatan yang perlu diwaspadai.
Beberapa indikator ekonomi mengarah pada penurunan daya beli masyarakat, anjloknya penerimaan negara, serta meningkatnya angka pemutusan hubungan kerja (PHK).
Daya Beli Melemah, Impor Barang Konsumsi Menurun
Selama Ramadan, impor barang konsumsi yang biasanya meningkat justru mengalami penurunan signifikan. Data menunjukkan bahwa tren ini hanya terjadi pada 2023 dan 2025, di luar periode pandemi Covid-19. Sebagai perbandingan, pada Ramadan 2022, impor barang konsumsi sempat melonjak hingga 51,22% dibanding bulan sebelumnya.
Barang konsumsi yang diimpor meliputi makanan dan minuman, produk elektronik, pakaian, serta kebutuhan kesehatan dan kecantikan. Jika penurunan ini disebabkan oleh meningkatnya produksi dalam negeri, hal tersebut dapat menjadi sinyal positif. Namun, jika terjadi karena lemahnya daya beli atau kendala distribusi, maka kondisi ini patut diwaspadai.
Tabungan Masyarakat Terus Menurun
Tekanan ekonomi juga terlihat dari tren menurunnya tabungan masyarakat, terutama di kalangan menengah ke bawah. Data terbaru menunjukkan bahwa indeks tabungan kelompok bawah berada di level 79,4 pada Ramadan 2025, lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 82,4. Sementara itu, tabungan kelas menengah juga mengalami penurunan ke titik terendah sejak Maret 2024.
Deflasi Tak Terduga, Perekonomian Lesu
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami deflasi pada Ramadan 2025, dengan indeks harga konsumen turun 0,48% secara bulanan dan 0,09% secara tahunan. Ini menjadi momen langka sejak krisis 1997/1998, di mana deflasi tahunan hanya pernah terjadi sekali sebelumnya, yaitu pada Maret 2000.
Deflasi terjadi akibat turunnya harga beberapa komoditas utama, termasuk tarif listrik, daging ayam, cabai merah, tomat, dan telur ayam. Kondisi ini menunjukkan adanya perlambatan permintaan yang berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi.
Penerimaan Pajak Anjlok 30%
Penerimaan negara hingga Ramadan 2025 mengalami kontraksi tajam. Total penerimaan negara hingga akhir Februari mencapai Rp316,9 triliun, dengan realisasi pajak sebesar Rp187,8 triliun atau 8,6% dari target. Dibandingkan tahun sebelumnya, kontraksi penerimaan pajak mencapai 30%, jauh lebih dalam dibandingkan kontraksi 3,93% yang terjadi pada periode yang sama tahun lalu.
PHK Meningkat, Daya Beli Tertekan
Jumlah pekerja yang kena PHK terus meningkat. Kementerian Ketenagakerjaan mencatat 3.325 pekerja terkena PHK per Januari 2025. Secara total, jumlah tenaga kerja yang terdampak telah mencapai 81.290 orang, meningkat 4,26% dibandingkan Desember 2024 yang tercatat sebanyak 77.965 orang.