Kisah Daffa, Alumnus ITB yang Menjadi Imam Masjid di Jepang

Daffa Raditya Farandi, seorang alumnus Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB. Foto Dok/Net ---
Radarlambar.bacakoran.co - Daffa Raditya Farandi, seorang alumnus Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) ITB, kini menjalani kehidupan yang penuh tantangan dan inspirasi.
Meski tengah menempuh studi S3 di Jepang, ia tak melupakan panggilannya dalam berdakwah dan memimpin ibadah. Bahkan, saat Idul Fitri mendatang, ia dijadwalkan memimpin salat Idul Fitri di Jepang sebagai imam masjid.
Daffa melanjutkan pendidikan setelah menyelesaikan gelar sarjananya di ITB. Ia kemudian melanjutkan studi doktoralnya di Institute of Science Tokyo, setelah mendapatkan Letter of Acceptance (LoA) dari dua universitas bergengsi, Keio University dan Institute of Science Tokyo. Saya tinggal bersama istri yang juga tengah menempuh studi S1 dan S2 di Jepang, ungkap Daffa
Meski kesibukannya tak sedikit, Daffa tetap menjalankan tugas dakwah dengan tekun, hingga akhirnya dipercaya menjadi imam masjid di Tokyo. Perjalanannya dimulai ketika ia memutuskan untuk memperdalam ilmu agama dengan beberapa guru di Jepang, salah satunya Ustaz Jailani, alumni LIPIA dan universitas Islam di Maroko. Suatu saat, Daffa diminta untuk menjadi imam salat Subuh di Masjid Indonesia Tokyo. Sejak saat itu, ia mulai memimpin salat Tarawih, Qiyamul Lail, hingga akhirnya dipercaya memimpin salat Idul Fitri tahun ini.
Ini adalah pertama kalinya saya menjadi imam di luar RI, dan Jepang menjadi yang pertama. Alhamdulillah, saya bersyukur bisa berkontribusi di sini dengan ilmu yang saya dapatkan dari Imam Muda Salman, ujar Daffa.
Sebagai imam di Jepang, mayoritas jamaah yang ia pimpin adalah warga Muslim Indonesia, meskipun ada juga beberapa jamaah lokal dari Jepang serta warga negara asing lainnya seperti Prancis, Mesir, India, Pakistan, dan Bangladesh. Di Indonesia, Daffa juga memiliki pengalaman memimpin salat di berbagai masjid di Bandung dan Jawa Tengah. Salah satu kenangan paling berkesan bagi Daffa adalah ketika ia diminta untuk memimpin Qiyamul Lail di sebuah kompleks perumahan di Bandung, di mana ia harus membaca satu juz dalam shalat. Tantangannya adalah menjaga ketahanan fisik dan fokus agar bacaan dapat optimal, kenangnya.
Daffa juga merupakan alumnus dari Program Beasiswa Imam Muda Salman (IMS), yang diselenggarakan oleh Laznas Rumah Amal Salman. Program ini memberikan kontribusi besar dalam membentuk kepribadiannya, serta keterampilan dakwah dan kepemimpinan. Dari IMS ini saya belajar banyak hal tentang pengembangan diri dan komunikasi dengan banyak pihak, Ini sangat membantu saya dalam mengelola program Imam Muda Salman serta menjaga hubungan dengan berbagai pihak terkait, tuturnya, yang pernah menjabat sebagai Ketua Program Imam Muda Salman.
Dari perjalanan akademik yang ditempuh di Bandung hingga pengalamannya sebagai imam di Tokyo, Daffa tidak hanya mengasah ilmu pengetahuan, tetapi juga turut memperkenalkan syiar Islam di Jepang.(*)