Puskesmas Krui Selatan Imbau Warga Waspada Demam Berdarah

Kepala UPTD Puskesmas Krui Selatan, Ns. Eka Sapta Saputra, S.Kep--
KRUI SELATAN – Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Puskesmas Krui Selatan, Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar), kembali mengeluarkan imbauan penting kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kepala UPTD Puskesmas Krui Selatan, Ns. Eka Sapta Saputra, S.Kep., menyampaikan, imbauan ini sebagai respons atas meningkatnya risiko penyebaran DBD yang disebabkan oleh nyamuk Aedes aegypti di Kabupaten Pesbar, seiring dengan masih tingginya curah hujan yang menjadi salah satu penyebab banyak genangan air sebagai tempat berkembang biaknya nyamuk.
“Imbauan ini ditujukan untuk mengingatkan masyarakat agar segera mengambil langkah-langkah pencegahan demi menekan angka kasus DBD, khususnya di wilayah Kecamatan Krui Selatan,” katanya, Rabu 14 Mei 2025.
Dijelaskannya, hal itu juga mengingat sebelumnya di wilayah Kabupaten Pesbar ini juga telah terjadi kasus kematian akibat DBD, sehingga langkah antisipatif harus segera dilakukan, meski di wilayah Krui Selatan ini belum terdapat kasus DBD, namun harus tetap di lakukan pencegahan secara optimal agar tidak terjadi adanya kasus DBD.
“Saat ini kondisi curah hujan di Pesbar masih tinggi, dan tentu disisi lain membawa dampak yang perlu kita waspadai bersama, terutama terkait dengan meningkatnya populasi nyamuk,” jelasnya.
Karena itu, masih kata dia, pihaknya mengajak seluruh masyarakat Krui Selatan untuk lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan dan bersama-sama melakukan gerakan pencegahan penyakit, khususnya DBD. Dalam imbauan yang disampaikan melalui Camat Krui Selatan dan juga Peratin, Puskesmas Krui Selatan mengharapkan masyarakat untuk memaksimalkan pelaksanaan program 3M Plus sebagai langkah utama pencegahan.
“Program ini mencakup tiga kegiatan utama, yakni menguras tempat penampungan air, mengubur barang bekas yang berpotensi menampung air hujan, dan menutup rapat tempat penampungan air agar tidak menjadi sarang nyamuk,” katanya.
Dikatakannya, kegiatan 3M Plus perlu didukung dengan beberapa langkah tambahan, seperti menggunakan kelambu saat tidur, mengoleskan lotion atau obat anti nyamuk, serta menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk seperti sereh dan lavender. Ia juga mengingatkan warga agar tidak menumpuk atau menggantung pakaian bekas pakai di dalam rumah, karena dapat menjadi tempat persembunyian nyamuk dewasa.
“Kita berharap masyarakat tidak hanya tahu, tetapi juga melaksanakan langkah-langkah ini secara rutin. Jangan sampai ada genangan air yang dibiarkan, karena itu adalah tempat ideal bagi nyamuk untuk bertelur dan berkembang biak,” ujarnya.
Ditambahkannya, imbauan ini juga disampaikan sebagai ajakan untuk melakukan gotong royong membersihkan lingkungan secara berkala, terutama di sekitar rumah dan fasilitas umum. Menurutnya, keterlibatan seluruh lapisan masyarakat sangat diperlukan dalam memutus mata rantai penyebaran penyakit DBD.
“Gotong royong menjadi kunci utama dalam keberhasilan program pemberantasan sarang nyamuk. Dengan bekerja sama, kita bisa menciptakan lingkungan yang bersih, sehat, dan bebas dari nyamuk pembawa penyakit,” pungkasnya. *