Dampak Perang Dagang AS-China di Era Trump: Lebih Parah dari 2018

PRESIDEN ; Donald Trump dan Vladimir Putin. Foto x--

Radarlambar.bacakoran.co - Perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China kembali memanas, dengan Presiden AS, Donald Trump, mengumumkan penerapan tarif baru sebesar 10% terhadap barang-barang impor asal China. Kebijakan ini dianggap lebih merugikan dibandingkan dengan perang dagang yang terjadi pada 2018, karena dampaknya lebih terasa di kalangan produsen kelas bawah yang kini berjuang dengan margin keuntungan yang sangat tipis.

Situasi ini semakin sulit, karena harga barang yang diimpor dari China semakin tinggi, sementara pemerintah China yang biasanya memberikan subsidi untuk melindungi pekerja, kini kesulitan dalam memberikan dukungan finansial. Hal ini menyebabkan banyak produsen di AS dan China merasa tertekan. Di AS, perusahaan besar seperti Walmart dan Costco yang bergantung pada produk China juga merasakan dampak besar, meskipun mereka tetap berusaha bekerja sama dengan pemasok untuk mencari solusi.

Di sisi lain, perusahaan di China kini menerapkan kebijakan pembayaran di muka, mengingat ketidakpastian tarif yang terus berubah. Beberapa perusahaan bahkan terpaksa menutup usaha mereka akibat beban tarif yang semakin besar. Situasi ini diprediksi dapat menyebabkan PHK massal di China, terutama di sektor industri yang sudah sangat terpukul oleh perang dagang ini. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan