Prabowo Jawab Narasi Indonesia Suram:

Presiden Prabowo Subianto saat menghadiri sarasehan ekonomi bertema "Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Perang Tarif Perdagangan" yang digelar di Menara Mandiri, Sudirman, Jakarta, Selasa (8/4/2025).//Foto: Youtube/Serketariat Pre--

Radarlambar.Bacakoran.co - Presiden Prabowo Subianto memberikan tanggapan atas berbagai pandangan pesimistis yang menyebut Indonesia tengah berada dalam kondisi "gelap". Hal itu diungkapkan Orang nomor satu di negeri ini saat menjadi pembicara utama dalam Sarasehan Ekonomi bertajuk Memperkuat Daya Tahan Ekonomi Indonesia di Tengah Gelombang Perang Tarif Perdagangan yang digelar di Menara Mandiri, Jakarta Selatan, Selasa 8 April 2025.


Dalam pidatonya, Prabowo menegaskan bahwa pemerintahan yang akan dipimpinnya tidak alergi terhadap kritik. Bahkan, ia menyambut baik masukan yang bersifat membangun karena dapat menjadi bahan refleksi dan penguatan kebijakan. Meski demikian, ia mengingatkan agar masyarakat dapat membedakan antara kritik yang jujur dan narasi bohong yang sengaja disebarkan untuk menciptakan ketidakpercayaan.


“Kami terbuka terhadap kritik. Justru dari kritik itulah kita bisa melihat kekurangan dan memperbaikinya. Namun, kita harus waspada terhadap kampanye kebohongan yang disusun secara sistematis,” ujar Prabowo.


Untuk menekankan bahayanya disinformasi, Prabowo sempat mengutip teori propaganda yang kerap dikaitkan dengan Joseph Goebbels, tokoh propaganda Nazi Jerman. Ia menyebut bahwa kebohongan yang diulang terus-menerus bisa dianggap sebagai kebenaran oleh sebagian masyarakat.


“Jika ada yang bilang matahari terbit dari barat, lalu diulang ratusan kali, lama-lama ada yang percaya. Ini adalah bentuk operasi psikologis, atau psychological warfare, yang berpotensi melemahkan stabilitas nasional,” tegasnya.


Lebih lanjut, Prabowo menyoroti pentingnya melawan hoaks dan narasi negatif dengan pendekatan berbasis data dan transparansi. Ia menekankan bahwa hanya fakta yang bisa membungkam kebohongan.


Dijelaskannya bahwa kebohongan bisa bertahan sementara, tapi kebenaran pada akhirnya akan terungkap dan ketika hal itu terjadi maka kredibilitas akan runtuh.


Menyinggung langsung soal narasi Indonesia "gelap", Prabowo menyampaikan pandangan pribadinya yang jauh berbeda.
Prabowo mengaku dirinya justru heran mendengar ada yang menyebut Indonesia sedang gelap. Kalaupun ada yang merasa dia begitu. “ya itu hak dia, tapi setiap saya bangun pagi melihat negeri ini cerah dan penuh harapan,” ucapnya, disambut tawa hadirin.


Optimisme itu, lanjut Prabowo, bukan sekadar perasaan, tapi didasarkan pada fakta-fakta di lapangan. Ia menyebut petani kini mulai merasakan peningkatan kesejahteraan, seiring stabilnya harga bahan pokok dan meningkatnya hasil panen. Hal itu dimungkinkan karena pemerintah terus memangkas regulasi yang menghambat dan menyederhanakan proses produksi.


“Kita potong aturan-aturan yang tak lagi relevan, kita permudah prosedurnya. Saya lihat sendiri petani tersenyum, produksi meningkat, dan harga menguntungkan,” tambahnya.


Di akhir pidatonya, Prabowo mengajak seluruh elemen bangsa untuk tidak larut dalam pesimisme. Ia menyerukan agar masyarakat tetap berpijak pada data dan realitas objektif dalam menilai kondisi bangsa.


“Kita sedang menghadapi tantangan global, termasuk perang tarif dan ketidakpastian ekonomi dunia. Tapi selama kita solid, transparan, dan bekerja keras, saya yakin Indonesia akan terus melangkah maju,” pungkasnya.(*)


Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan