Dorong Kemandirian Ekonomi Warga, Sumberalam Bentuk Kopdes Merah Putih

AIRHITAM — Pemerintah Pekon Sumberalam, Kecamatan Airhitam, Kabupaten Lampung Barat, membentuk Koperasi Desa (Kopdes) Merah Putih sebagai langkah strategis untuk memperkuat ekonomi masyarakat. Pembentukan dilakukan melalui Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) yang digelar di balai pekon setempat, akhir pekan lalu.

Kegiatan ini dihadiri unsur Muspika, mulai dari Sekretaris Camat Airhitam Iwan Darmawan, S.Kom., M.M., Babinsa, Bhabinkamtibmas, aparat pekon, lembaga himpunan pekon (LHP), kelompok tani, kader PKK, pengurus posyandu, hingga perwakilan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Musyawarah membahas sejumlah hal penting, seperti struktur kepengurusan, nama koperasi, penyusunan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), serta penetapan simpanan pokok dan simpanan wajib anggota. Hasilnya, koperasi resmi diberi nama Kopdes Sumberalam, dengan kantor pusat berkedudukan di Pemangku Sumberkarya. Levia terpilih sebagai ketua koperasi. Simpanan pokok ditetapkan sebesar Rp150.000, dan simpanan wajib sebesar Rp10.000 per bulan.

Peratin Sumberalam, Husain, S.IP., menyatakan optimisme atas pembentukan koperasi ini sebagai motor penggerak perekonomian desa. Ia menilai posisi geografis Sumberalam yang strategis perlu diimbangi dengan kelembagaan ekonomi yang kuat.

“Koperasi ini kami harapkan menjadi wadah produktif yang mampu menjawab kebutuhan ekonomi masyarakat, sekaligus menumbuhkan semangat kemandirian di tingkat pekon,” ujarnya.

Sementara itu, Sekcam Iwan Darmawan menekankan pentingnya tata kelola koperasi yang mengacu pada regulasi nasional, termasuk ketentuan dalam Keputusan Presiden (Keppres). Ia juga menyampaikan kekhawatiran atas maraknya praktik pinjaman online ilegal yang merugikan warga.

“Pembentukan koperasi seperti ini adalah langkah konkret dalam memberikan alternatif pembiayaan yang legal, aman, dan berbasis gotong royong. Ini bagian dari upaya memberdayakan masyarakat agar terhindar dari jeratan rentenir,” katanya.

Kopdes Sumberalam diharapkan tidak hanya menjadi instrumen ekonomi, tetapi juga simbol kekuatan kolektif masyarakat dalam membangun masa depan pekon yang lebih mandiri dan berdaya saing. *