Sejumlah Ritel Asing Mulai Berguguran di RI, Bikin Badai PHK Makin Kencang

Foto: Getty Images/sisyphuszirix--
Radarlambar.bacakoran.co- Fenomena penutupan gerai ritel kembali mencuat di tengah persaingan bisnis yang kian ketat. Sejumlah pusat perbelanjaan, termasuk yang dikelola oleh perusahaan asing, mulai menghentikan operasionalnya di Indonesia. GS Supermarket dan LuLu Hypermarket menjadi dua contoh terbaru dari gelombang penutupan ini.
Ketua Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia (Hippindo), Budiharjo Iduansjah, menyampaikan bahwa perubahan format menjadi kebutuhan mendesak bagi ritel besar seperti LuLu agar bisa bertahan di tengah pergeseran pola belanja masyarakat. Sedangkan untuk GS, ia menyebut proses pengambilalihan sedang berlangsung.
Ia tidak menampik bahwa setiap penutupan gerai umumnya diiringi dengan pemutusan hubungan kerja terhadap sejumlah karyawan. Namun, menurutnya, tenaga kerja dari sektor ritel memiliki keterampilan yang fleksibel dan umumnya cepat terserap kembali di pasar kerja.
Dia menyebut tenaga kerja ritel biasanya memiliki pengalaman yang dibutuhkan, mulai dari pelayanan pelanggan, penguasaan sistem teknologi seperti komputer dan pemindai, hingga kemampuan menjual secara daring. Ini menjadikan mereka cukup mudah diserap oleh jaringan ritel lain yang masih ekspansi, baik di lokasi yang sama maupun di provinsi lain.
Meski begitu, tidak semua posisi memiliki peluang penyerapan yang sama. Pekerja yang tidak berhadapan langsung dengan konsumen, seperti bagian back office, disebut lebih sulit mendapatkan penempatan baru di sektor ritel. Mereka kerap harus beradaptasi atau berpindah ke industri lain yang lebih relevan.
Sementara itu, Hippindo sendiri belum dapat memastikan jumlah pasti gerai yang telah tutup maupun jumlah pekerja yang terdampak. Budiharjo menjelaskan bahwa proses pendataan masih berlangsung dan ditargetkan rampung pada Juni mendatang.
Ia menegaskan dari Data yang sedang dikumpulkan meliputi jumlah toko yang buka dan tutup, serta tenaga kerja yang terdampak. Pihaknya ingin memahami secara utuh dinamika sektor ini.
Gelombang penutupan gerai ritel ini mencerminkan bahwa tantangan di sektor perdagangan tidak hanya berasal dari perubahan perilaku konsumen, tetapi juga dari kebutuhan untuk beradaptasi secara cepat terhadap teknologi dan format usaha baru. Perubahan lanskap ini pun menjadi pekerjaan rumah bagi para pelaku usaha dalam menjaga keberlangsungan bisnis sekaligus perlindungan terhadap tenaga kerja.(*)