Trump Kritik Keras Putin di Tengah Eskalasi Konflik Rusia-Ukraina

Donal trump--
Radarlambar.bacakoran.co -Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Minggu (25/5/2025) melontarkan kritik tajam terhadap Presiden Rusia, Vladimir Putin, seiring meningkatnya intensitas serangan di Ukraina. Trump menilai bahwa tindakan terbaru yang dilakukan oleh Rusia, termasuk serangan drone yang menewaskan sedikitnya 13 orang di berbagai wilayah Ukraina, merupakan bentuk eskalasi yang berbahaya.
Pernyataan tersebut muncul saat ketegangan antara Rusia dan Ukraina kembali memanas, meski ada sejumlah upaya internasional yang mendorong terjadinya gencatan senjata dan pertukaran tahanan. Trump menyampaikan kekhawatiran bahwa ambisi Rusia untuk menguasai wilayah Ukraina secara keseluruhan bisa berujung pada konsekuensi serius bagi stabilitas negara tersebut sendiri.
Selain menyasar Putin, Trump juga memberikan komentar kritis terhadap Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky. Ia menilai bahwa cara Zelensky menyampaikan pernyataan-pernyataan publik justru dapat memperburuk situasi, bukan meredam konflik.
Di hadapan wartawan saat transit di Bandara Morristown, New Jersey, Trump mengungkapkan ketidaksenangannya terhadap meningkatnya kekerasan yang terjadi, khususnya serangan yang menyasar wilayah sipil. Ia menyayangkan tindakan militer yang telah menimbulkan banyak korban jiwa, dan menilai bahwa konflik ini harus segera dihentikan melalui jalur diplomasi.
Trump tetap menunjukkan preferensinya pada jalur negosiasi dan menegaskan akan mengevaluasi kelanjutan perundingan bila tidak ada perkembangan berarti dari kedua belah pihak. Di sisi lain, ia juga menyebut tengah mempertimbangkan pengetatan sanksi terhadap Rusia sebagai respons atas eskalasi kekerasan yang berlangsung.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio menyampaikan di Kongres bahwa pemerintahan Trump berhati-hati dalam menerapkan sanksi lebih lanjut. Menurutnya, ada kekhawatiran bahwa tekanan berlebihan bisa menghambat proses negosiasi damai.
Diketahui, Trump dan Putin sempat melakukan pembicaraan melalui sambungan telepon selama dua jam pada awal pekan lalu. Trump menyebutkan bahwa diskusi tersebut mengarah pada kemungkinan dimulainya perundingan antara Moskwa dan Kyiv. Namun, hingga saat ini belum ada komitmen resmi dari Rusia untuk menghentikan operasi militernya. Putin hanya mengisyaratkan akan menyusun dokumen tuntutan sebagai dasar untuk merintis perdamaian.
Perkembangan ini terjadi di tengah dorongan sejumlah negara Eropa dan sebagian anggota Kongres AS, termasuk dari Partai Republik, agar pemerintahan Trump memperketat sikap terhadap Moskwa. Namun, pendekatan yang diambil Trump tampaknya masih berfokus pada diplomasi sebagai jalan utama penyelesaian konflik. (*)