Kemendag Ragukan Penurunan Penjualan Hewan Kurban

Ilustrasi. Kemendag belum mengakui adanya penurunan signifikan dalam penjualan hewan kurban menjelang Iduladha 1446 Hijriah.-Foto Dok---

Radarlambar.bacakoran.co - Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan (Kemendag) belum mengakui adanya penurunan signifikan dalam penjualan hewan kurban menjelang Iduladha 1446 Hijriah. Namun di lapangan, sejumlah pedagang justru merasakan gejala sebaliknya: lesunya permintaan dibandingkan tahun lalu.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Iqbal Shoffan Shofwan, menyatakan belum menerima data dari asosiasi pedagang ternak yang mengonfirmasi penurunan itu. Menurutnya, untuk mengambil sikap atau menilai tren pasar, pemerintah memerlukan bukti konkret yang bisa dipertanggungjawabkan, bukan hanya testimoni perorangan.

Namun narasi ini berseberangan dengan suara pelaku usaha di akar rumput. Pedagang sapi dan kambing di Jakarta mengeluhkan turunnya penjualan hingga 30–50 persen dibanding tahun sebelumnya. Beberapa dari mereka menyebut jumlah pesanan yang jauh lebih sedikit meski mereka sudah membuka lapak sejak awal bulan Zulhijah.

Lesunya pasar hewan kurban tahun ini membuka ruang diskusi yang lebih luas. Apakah ini sekadar fenomena sesaat, atau sinyal struktural atas daya beli masyarakat yang sedang melemah?

Sejumlah pengamat menyebutkan bahwa tekanan inflasi pangan, tingginya harga daging, serta biaya hidup yang meningkat turut mengubah prioritas konsumsi rumah tangga. Kalangan menengah bawah yang selama ini menjadi penyumbang besar dalam praktik kurban bersama, kini lebih berhitung soal pengeluaran. Mereka cenderung menunda partisipasi atau memilih alternatif patungan dengan jumlah yang lebih kecil.

Selain itu, pertumbuhan program kurban digital dan pembelian daring melalui lembaga filantropi atau keagamaan juga disebut berdampak pada pola pembelian langsung ke lapak-lapak fisik di pinggir jalan. Ini bisa menjadi penjelas mengapa pedagang tradisional merasa pasar lebih sepi, meski secara nasional volume kurban bisa saja tetap stabil.

Kemendag menyatakan kesiapan untuk turun tangan jika memang terdapat gejala pelemahan daya beli yang mengganggu kegiatan ekonomi dan ritual keagamaan masyarakat. Namun, bentuk intervensinya masih menunggu hasil evaluasi dan masukan resmi dari pelaku pasar dan instansi terkait 

Jika gejala penurunan ini benar terjadi secara nasional, maka tantangannya bukan hanya soal harga dan suplai. Pemerintah perlu mempertimbangkan langkah strategis jangka pendek seperti penyediaan subsidi distribusi hewan kurban di kota besar, penguatan pasar kurban daring yang terintegrasi, serta transparansi harga di seluruh rantai pasok hewan ternak dari peternak hingga konsumen.

Di sisi lain, penting juga mengkaji kembali keseimbangan pasar antara daerah sentra ternak dan daerah konsumsi tinggi seperti Jabodetabek. Ketidakseimbangan suplai dan biaya transportasi bisa memperlebar margin harga dan menekan daya beli.(*/edi)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan