Drama di Timnas Polandia: Lewandowski Ngambek, Pelatih Angkat Kaki

Drama di Timnas Polandia: Lewandowski Ngambek, Pelatih Angkat Kaki. Foto/net--
Radarlambar.bacakoran.co -Timnas Polandia tengah dilanda kisruh besar usai keputusan kontroversial pelatih mereka, Michal Probierz, memicu kemarahan megabintang Robert Lewandowski. Drama ini berujung pada mundurnya sang pelatih dari kursi kepelatihan.
Konflik memanas selama jeda FIFA Matchday bulan Juni 2025. Nama Lewandowski tiba-tiba tidak tercantum dalam skuad Polandia saat menghadapi Moldova dalam laga uji coba dan Finlandia dalam kualifikasi Piala Dunia 2026. Padahal, sang striker tampil tajam bersama Barcelona dengan torehan 42 gol dari 52 laga musim lalu.
Situasi menjadi jelas ketika Lewandowski mengungkap alasan absennya lewat media sosial. Ia kecewa karena dicopot dari jabatan kapten, posisi yang selama ini menjadi simbol pengaruh dan pengabdiannya bagi tim nasional. Probierz menunjuk gelandang Inter Milan, Piotr Zielinski, sebagai kapten baru.
Bagi Lewandowski, keputusan tersebut bukan hanya menyakitkan secara pribadi, tetapi juga mencerminkan hilangnya kepercayaan antara dirinya dan sang pelatih. Bomber berusia 36 tahun itu memutuskan mundur dari tim nasional selama Probierz masih memegang kendali.
Keputusan itu sontak mengguncang publik sepak bola Polandia. Dukungan mengalir deras untuk Lewandowski, yang telah mencatatkan rekor sebagai pemain dengan caps dan gol terbanyak dalam sejarah tim nasional. Para suporter pun mendesak Federasi Sepak Bola Polandia agar segera mengambil tindakan.
Desakan publik akhirnya membuat Probierz tak mampu bertahan lebih lama. Dalam pernyataan resminya, ia menyatakan mundur dari jabatannya demi kebaikan tim nasional. Meski sempat bersikukuh, tekanan dari berbagai pihak tampaknya sudah tak tertahankan.
Selama masa kepemimpinannya, Probierz membukukan catatan yang tak terlalu impresif—hanya 10 kemenangan dalam 21 pertandingan. Kekalahan 1-2 dari Finlandia dalam laga terakhir menjadi penutup pahit sebelum dirinya resmi hengkang.
Kisah ini menjadi peringatan bahwa ego, kepercayaan, dan komunikasi dalam tim nasional bukan sekadar soal taktik. Ketika salah satu simbol tim merasa tak dihargai, dampaknya bisa mengguncang satu negara sepak bola.
Kini, Polandia tak hanya kehilangan pelatih, tetapi juga sang ikon. Pertanyaan besarnya: siapa yang akan mempersatukan kembali skuad yang terpecah ini menjelang babak penting Kualifikasi Piala Dunia? (*)