Satu Kecamatan Satu Masjid, Program yang Belum Merata

Anggota DPRD Lampung Barat Bambang Kusmanto--
BALIKBUKIT – Program unggulan Pemerintah Kabupaten Lampung Barat bertajuk “Satu Kecamatan Satu Masjid” kembali menjadi sorotan tajam dalam sidang paripurna DPRD. Kali ini, Fraksi Amanat Demokrat (Adem) menyampaikan kritik membangun sekaligus mendorong percepatan realisasi program tersebut agar lebih merata dan berdampak nyata bagi kehidupan masyarakat.
Dalam rapat paripurna penyampaian pandangan umum fraksi terhadap RPJMD Kabupaten Lampung Barat 2025-2029 yang digelar di Ruang Sidang Marghasana DPRD, Selasa (17/6/2025), juru bicara Fraksi Adem, Bambang Kusmanto, menilai bahwa pelaksanaan program masjid di setiap kecamatan masih timpang dan belum sepenuhnya menyentuh seluruh wilayah.
“Dari total 15 kecamatan yang menjadi sasaran, hanya sebagian yang telah mendapat realisasi pembangunan masjid. Ini perlu menjadi perhatian serius, agar pemerataan pembangunan benar-benar dirasakan masyarakat di semua pelosok Lampung Barat,” tegas Bambang.
Menurut Fraksi Adem, program ini bukan sekadar proyek infrastruktur. Lebih dari itu, keberadaan masjid di setiap kecamatan diharapkan bisa menjadi sentra pembinaan umat, penguatan spiritualitas masyarakat, serta pusat pendidikan sosial keagamaan.
“Masjid bukan hanya tempat salat, tapi juga pusat peradaban. Kehadiran masjid yang layak dan aktif akan menjadi benteng moral di tengah arus globalisasi dan tantangan zaman,” tambah Bambang.
Fraksi Adem menilai bahwa masjid bisa memainkan peran strategis dalam merawat nilai-nilai kebangsaan, memperkuat ukhuwah, dan menjaga stabilitas sosial di tingkat lokal.
Dalam pandangan politiknya, Fraksi Adem juga mendorong pelibatan aktif organisasi keagamaan seperti Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan ormas Islam lainnya dalam program ini. Mereka menyebut bahwa ormas Islam telah terbukti menjadi mitra strategis negara dalam membangun karakter bangsa, terutama melalui pendidikan, dakwah, dan kegiatan sosial kemasyarakatan.
“Penguatan anggaran untuk mendukung program-program ormas Islam bukan hanya penting, tapi relevan. NU, Muhammadiyah, dan ormas lainnya adalah pilar yang selama ini konsisten membina umat dan merawat kebhinekaan,” kata Bambang.
Fraksi Adem mengusulkan agar program satu kecamatan satu masjid tidak berdiri sendiri, tetapi terintegrasi dengan program pembinaan imam, pelatihan takmir, pendidikan keagamaan informal, hingga pemberdayaan ekonomi berbasis masjid.
Mengakhiri pandangan umum fraksinya, Bambang menekankan bahwa visi besar "Lampung Barat Hebat dan Setia Menuju Indonesia Emas 2045" harus diiringi dengan langkah konkret, bukan hanya deretan jargon politik semata. Salah satunya adalah menjadikan pembangunan spiritual sebagai fondasi utama pembangunan daerah.
“Pembangunan yang tidak disertai penguatan nilai spiritual dan sosial akan rapuh. Maka, membangun masjid dan kehidupan keagamaan harus masuk dalam prioritas pembangunan jangka menengah daerah,” tandasnya. (lusiana)