Dorong Produktivitas Kaum Miskin, Andalkan Program Gizi dan Pendidikan

Menkeu RI Sri Mulyani. Foto ig--
Radarlambar.bacakoran.co – Pemerintah terus mendorong peningkatan kualitas tenaga kerja nasional melalui berbagai program yang menyasar akar persoalan mendasar, seperti gizi buruk dan keterbatasan akses pendidikan. Upaya ini dinilai penting untuk mencetak generasi produktif yang mampu bersaing, bahkan menjadi pelaku usaha mandiri.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan bahwa meskipun Indonesia memiliki angkatan kerja yang besar, permasalahan utama justru terletak pada kualitas dan keterampilan. Ia menyoroti pentingnya intervensi sejak dini, mulai dari perbaikan asupan gizi, layanan kesehatan gratis, hingga pendidikan yang merata dan berkualitas.
Salah satu program yang kini diandalkan pemerintah adalah Makan Bergizi Gratis (MBG), yang diharapkan mampu mengatasi persoalan stunting dan gizi buruk yang kerap menghambat perkembangan anak-anak dari keluarga tidak mampu. Dengan kondisi kesehatan yang lebih baik, anak-anak dari latar belakang ekonomi lemah memiliki peluang lebih besar untuk tumbuh menjadi tenaga kerja yang produktif.
Selain intervensi kesehatan, pemerintah juga mendorong kemajuan pendidikan melalui program Sekolah Rakyat. Program ini menjadi jawaban atas kebutuhan akses pendidikan yang layak bagi anak-anak dari keluarga miskin. Di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, Sekolah Rakyat dirancang agar tidak hanya memberikan pendidikan setara, tetapi juga berkualitas, demi membuka jalan bagi mereka untuk keluar dari kemiskinan struktural.
Menurut pemerintah, jika anak-anak dari keluarga prasejahtera dibekali gizi baik, kesehatan optimal, dan pendidikan yang mumpuni sejak dini, mereka akan memiliki kemampuan untuk tumbuh menjadi wirausahawan yang tangguh dan pekerja profesional yang berdaya saing tinggi. Dalam jangka panjang, kebijakan ini juga ditujukan untuk mengurangi kesenjangan sosial dan memperkuat fondasi ekonomi nasional.
Langkah-langkah ini dianggap krusial untuk memperbaiki kualitas sumber daya manusia di tengah persaingan global yang semakin ketat, termasuk menghadapi lulusan dari institusi-institusi pendidikan ternama dunia seperti Ivy League di Amerika Serikat.
Dengan pendekatan menyeluruh ini, pemerintah berharap generasi muda dari keluarga tidak mampu tidak hanya mampu bertahan dalam persaingan kerja, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mengangkat taraf hidup komunitasnya melalui kewirausahaan dan kontribusi aktif di dunia kerja. (*/rinto)