Jalan Wayngison–Menguk Terbengkalai

JALAN di Pemangku Pahiton Pekon Sukarame Kecamatan Belalau menuju Pekon Wangison kondisinya masih berupa tanah merah. Foto Rinto--

BELALAU – Warga Pekon Sukarame dan Pekon Bedudu, Kecamatan Belalau, Lampung Barat, kembali bersuara. Jalan poros Wayngison–Menguk yang sudah puluhan tahun menjadi nadi penghubung dua pekon, hingga kini belum juga tersentuh pembangunan serius.

Jalan sepanjang lima kilometer itu masih berupa tanah merah. Dua titik sempat dibangun rabat beton, tapi panjangnya tak lebih dari puluhan meter. Sisanya, tetap berupa jalur berlumpur saat hujan dan berdebu saat kemarau.

“Kalau cerah, motor masih bisa lewat. Tapi kalau hujan, kami terjebak lumpur,” ujar salah satu warga.

Padahal, jalur ini punya nilai strategis tinggi karena menghubungkan beberapa pemangku dan pekon di wilayah pedalaman. Lahan untuk badan jalan pun telah dihibahkan warga sejak lama. Namun perhatian dari pemerintah belum juga datang.

Akibat kondisi tersebut, roda perekonomian tersendat. Hasil bumi seperti kopi sulit dijual karena akses ke luar terbatas, sementara harga kebutuhan pokok membengkak karena ongkos transportasi yang mahal.

Tokoh adat Pahiton, Sarman, menegaskan bahwa permintaan pembangunan jalan sudah berkali-kali disampaikan melalui Musrenbang. Tapi realisasi tak kunjung datang. “Ini bukan sekadar jalan, tapi urat nadi ekonomi dan sosial warga,” ujarnya.

Jalur ini juga bisa menjadi alternatif lintas pekon, terutama saat jalur utama terganggu. Jika dibangun dengan baik, perputaran ekonomi di kawasan Sukarame–Menguk–Atarkuwau dipastikan akan lebih cepat dan merata.

Warga berharap, Pemerintah Kabupaten Lampung Barat tak lagi menutup mata. Jalan ini bukan permintaan baru, melainkan kebutuhan lama yang terus diabaikan. (rinto/nopri)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan