Pulau Maspari: Surga Sunyi yang Terlupakan di Selatan Sumsel

Pulau Maspari, wisata tersebunyi di Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. Foto _ Instagram @paramiswari--

Radarlambar.Bacakoran.co - Di balik hiruk pikuk Sungai Musi dan kemegahan Jembatan Ampera, Sumatera Selatan ternyata menyimpan satu permata tersembunyi di ujung tenggara provinsi ini, Pulau Maspari. Namanya mungkin belum populer, namun keindahannya layak diperhitungkan sebagai destinasi wisata bahari unggulan Sumsel.

Terletak di Selat Bangka bagian selatan, Pulau Maspari berada di wilayah administratif Kecamatan Tulung Selapan, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI). Langkah Pemprov Sumsel untuk mempromosikan wisata alam perlahan mengarah ke Maspari. Potensinya luar biasa, mulai dari hamparan pantai eksotik, gugusan terumbu karang yang masih alami, hingga kekayaan biota laut yang jarang tersentuh.

Menuju Pulau Maspari memang bukan perkara mudah. Ada dua jalur utama yang bisa dipilih. Pertama, melalui jalur air dari pusat Kota Palembang. Perjalanan dimulai dari kawasan Benteng Kuto Besak (BKB), menyusuri Sungai Musi hingga ke muaranya, lalu berbelok ke arah Selat Bangka menggunakan speed boat. Waktu tempuh sekitar enam jam, dengan biaya sewa kapal mencapai Rp2,5 juta sekali jalan.

Sesampainya di Pulau Maspari, pemandangan yang menakjubkan langsung menyambut. Di sisi barat laut pulau, terdapat gosong pasir putih yang menjorok ke laut, membentuk seperti ekor ikan pari. Fenomena inilah yang dipercaya menjadi inspirasi nama pulau Maspari.

Pulau ini tidak hanya cantik secara visual. Sejarah dan cerita rakyat juga ikut membingkai keistimewaannya. Berdasarkan kisah yang berkembang di masyarakat pesisir, pulau ini pernah menjadi tempat persinggahan armada Laksamana Cheng Ho. Sang pelaut legendaris dari Tiongkok itu disebut sempat menambatkan kapal-kapal besarnya di sekitar perairan Maspari.

Untuk menelusuri kebenaran cerita tersebut, Pemerintah Provinsi Sumsel telah membentuk Tim Ekspedisi Cheng Ho. Mereka bertugas menggali bukti-bukti sejarah dan mengangkat potensi wisata berbasis narasi historis.

Namun, Maspari tak hanya dihiasi kisah kejayaan. Aura mistis juga menyelimuti pulau mungil ini. Di tengah pulau, berdiri dua pohon besar yang akarnya mencengkeram dua nisan tanpa nama. Warga menyebutnya “pohon are”. Siapa yang dimakamkan di sana masih menjadi misteri, tetapi cerita-cerita turun-temurun membuat kawasan itu semakin menarik bagi pengunjung yang menyukai nuansa spiritual.

Saat ini, Pulau Maspari nyaris tidak berpenghuni. Hanya ada satu keluarga, yakni pegawai honorer dari Dinas Kelautan dan Perikanan Sumsel yang bertugas menjaga wilayah. Selebihnya, hanya nelayan-nelayan yang sesekali singgah untuk mengisi air tawar.

Kondisi ini justru menjadikan Maspari sebagai destinasi ideal bagi pelancong yang mendambakan suasana sunyi dan alami. Tidak ada listrik. Tidak ada sinyal telepon. Bagi sebagian orang, ini bisa menjadi “bencana”. Namun bagi jiwa petualang, ini adalah kemewahan yang sesungguhnya.

Pulau ini juga menjadi habitat penting bagi dua jenis penyu langka: penyu hijau (Chelonia mydas) dan penyu sisik (Eretmochelys imbricata). Untuk melihat proses bertelur secara langsung, wisatawan harus bermalam dan berjaga hingga dini hari di pinggir pantai tentu tanpa gangguan cahaya atau kebisingan buatan.

Terdapat sejumlah titik snorkeling dan diving yang masih alami. Terumbu karangnya cukup sehat dan beragam jenis ikan bisa ditemui. Namun tentu saja, kondisi cuaca dan arus laut harus diperhatikan sebelum melakukan aktivitas penyelaman.

Hutan mangrove yang tumbuh di beberapa sudut pulau juga memberikan nilai ekologis yang tinggi. Selain menjadi tempat berlindung biota laut, ekosistem mangrove juga berfungsi sebagai benteng alami dari abrasi dan gelombang tinggi.

Kendala utama yang dihadapi Pulau Maspari saat ini adalah minimnya aksesibilitas dan informasi. Belum adanya transportasi reguler, fasilitas penunjang, maupun promosi wisata membuatnya belum dilirik secara luas. Padahal, dengan pengelolaan yang tepat dan tetap menjaga kelestarian lingkungan, Maspari sangat potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata unggulan di Sumatera Selatan.

Pulau Maspari merupakan gambaran nyata tentang surga yang belum terjamah. Keindahannya masih asli, kisahnya masih tersimpan, dan ketenangannya tak tergantikan. Saat dunia pariwisata terus bergerak cepat ke arah modern dan masif, Maspari hadir sebagai oase sunyi yang menawarkan kesederhanaan dan kedamaian.(yayan/*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan