UPZISNU Way Mengaku Santuni 53 Anak Yatim

UPZISNU) Ranting Way Mengaku menyalurkan santunan kepada 53 anak yatimpiatu dalam kegiatan sosial tahunan bertajuk Santunan Anak Yatim 10 Muharam. Foto Dok--
BALIKBUKIT — Suasana haru dan penuh keberkahan mewarnai malam 10 Muharam 1447 H di Masjid Agung Baiturrahim, Kelurahan Way Mengaku, Kecamatan Balik Bukit, Kabupaten Lampung Barat.
Unit Pengumpul Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (UPZISNU) Ranting Way Mengaku menyalurkan santunan kepada 53 anak yatim/piatu dalam kegiatan sosial tahunan bertajuk "Santunan Anak Yatim 10 Muharam", Sabtu malam (5/7/2025).
Acara ini merupakan bagian dari program rutin UPZISNU yang telah terbangun sejak beberapa tahun terakhir dan kini semakin mendapat dukungan luas dari masyarakat, takmir masjid, hingga tokoh adat dan pemerintah kelurahan.
Ketua Ranting NU Way Mengaku, Andi Susanto, mengatakan bahwa kegiatan ini bukan sekadar seremoni tahunan, tetapi bagian dari komitmen NU dalam membumikan semangat ukhuwah sosial dan keberpihakan terhadap anak-anak yang kehilangan orang tua.
“10 Muharam dalam tradisi Islam dikenal sebagai hari istimewa bagi anak yatim. Santunan ini adalah amanah dari para muzakki dan donatur yang kami salurkan secara transparan. Tahun ini Alhamdulillah kami bisa menyentuh 53 anak, lebih banyak dari tahun sebelumnya,” jelas Andi.
Dana santunan, menurutnya, dihimpun melalui berbagai sumber, di antaranya kotak amal khusus anak yatim di Masjid Agung Baiturrahim, serta zakat, infak, dan sedekah masyarakat yang dipercayakan kepada UPZISNU.Tak hanya santunan uang tunai, kegiatan ini juga menjadi ruang untuk mengeratkan hubungan emosional antara anak-anak penerima manfaat dan masyarakat sekitar. Acara dilangsungkan selepas salat isya dan dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, termasuk Ustadz Hernadi, S.Pd., Ketua Takmir Masjid Agung Baiturrahim.
“Kami mengapresiasi setinggi-tingginya peran aktif UPZISNU Ranting NU Way Mengaku yang selama ini menjadi mitra utama kami dalam mengelola dana umat. Kegiatan ini menggambarkan kolaborasi yang kuat antara lembaga agama dan warga,” ujar Hernadi.
Kehadiran para tokoh adat dari Sumbay Lima, Lurah Way Mengaku, Kepala lingkungan, Babinkamtibmas, serta pengurus masjid lainnya menambah kekhidmatan acara. Semua pihak menunjukkan dukungan bahwa pengelolaan ZIS yang baik akan memperkuat jaringan sosial dan solidaritas umat.
UPZISNU menegaskan bahwa kegiatan seperti ini tidak akan berhenti di momentum tertentu. Sebaliknya, program-program serupa akan terus dijalankan dengan skala lebih luas.
“Kami ingin menjadi lembaga ZIS yang profesional, amanah, dan inklusif. Dengan menyalurkan ZIS melalui jalur resmi seperti UPZISNU, maka kebermanfaatannya bisa dirasakan lebih luas, tepat sasaran, dan menghindari tumpang tindih bantuan,” imbuh salah satu pengurus UPZISNU lainnya. (edi/lusiana)