Wajah Baru di BUMN: Artis-artis Ini Duduki Kursi Pemerintahan

Giring Ganesha. -Foto Fb-
Radarlambar.bacakoran.co — Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto kembali menampilkan pola yang kian mengemuka dalam dunia birokrasi: pelibatan tokoh-tokoh dari kalangan selebritas dalam jajaran struktural perusahaan pelat merah. Terbaru, setidaknya empat artis telah resmi menduduki posisi penting sebagai komisaris dan direktur utama di sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Langkah ini memperlihatkan bagaimana transisi peran dari dunia hiburan ke ranah birokrasi dan korporasi negara menjadi tren yang terus berlanjut. Penunjukan mereka bukan hanya soal jabatan simbolik, tetapi juga bagian dari strategi pemerintah untuk memperluas jejaring dan pengaruh di sektor publik, sekaligus mengintegrasikan pendekatan kreatif ke dalam tata kelola perusahaan negara.
Salah satu figur yang mencuri perhatian adalah Giring Ganesha. Mantan vokalis grup band Nidji ini kini menjabat sebagai Komisaris Independen di PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI), anak usaha Garuda Indonesia yang bergerak di bidang perawatan pesawat. Selain itu, Giring juga aktif dalam kabinet sebagai Wakil Menteri Kebudayaan dan memiliki latar belakang politik sebagai mantan ketua umum partai.
Yovie Widianto, sosok senior di industri musik Indonesia, juga turut bergabung dalam barisan komisaris BUMN. Ia dipercaya mendampingi manajemen PT Pupuk Indonesia, perusahaan besar di sektor industri pupuk dan agribisnis. Selain tanggung jawabnya di perusahaan, Yovie juga berperan dalam memberikan masukan strategis di sektor ekonomi kreatif kepada pemerintah.
Aktor kawakan Ari Sihasale turut ditunjuk sebagai komisaris di PT Pengembangan Pariwisata Indonesia (Persero) atau Indonesia Tourism Development Corporation (ITDC). Perusahaan ini bertanggung jawab atas pengembangan kawasan wisata strategis nasional, termasuk proyek-proyek unggulan seperti Mandalika. Penunjukan Ari disinyalir menjadi bagian dari upaya menguatkan sektor pariwisata melalui pendekatan berbasis seni dan budaya populer.
Sementara itu, Riefian Fajarsyah, atau lebih dikenal dengan nama panggung Ifan Seventeen, kini memegang kendali sebagai Direktur Utama di PT Produksi Film Negara (PFN). BUMN yang memiliki sejarah panjang dalam dunia perfilman ini dikenal sebagai produsen film legendaris seperti Si Unyil. Sebelum pelantikannya, Ifan juga sempat merilis karya musik yang bertema nasionalis, menunjukkan kedekatannya dengan isu-isu kebangsaan.
Fenomena penunjukan tokoh publik ke dalam posisi strategis di BUMN tentu menimbulkan beragam respons. Di satu sisi, hal ini mencerminkan pembukaan ruang bagi figur non-birokrat untuk masuk dan memberi warna dalam struktur manajemen negara. Namun di sisi lain, efektivitas dan kontribusi nyata mereka dalam menjalankan fungsi pengawasan atau eksekutif akan tetap menjadi perhatian publik.
Keempat nama ini menjadi bagian dari gelombang baru dalam pengelolaan BUMN yang tidak hanya menuntut keahlian teknis, tapi juga kemampuan komunikasi, jejaring sosial, dan daya tarik publik. Pemerintah tampaknya berupaya meramu campuran ideal antara profesionalisme dan daya pengaruh untuk menghadapi tantangan manajerial di era modern. (*/rinto)