Harimau Belum Terlacak, Tapir - Macan Dahan Justru Terekam Kamera Trap

Tim gabungan saat memasang kamera trap dan box trap (kandang jebak) di area perkebunan warga di Dusun Kali Pasir Pekon Sukabumi Kecamatan Batu Brak Kabupaten Lampung Barat. Foto Dok--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Hingga sebulan pasca insiden serangan harimau di Umbul 5, Dusun Kali Pasir, Pekon Sukabumi, Kecamatan Batu Brak, Lampung Barat, tim gabungan dari TNBBS dan berbagai instansi lainnya masih terus melakukan upaya intensif mitigasi. Namun hingga kini, belum ada tanda-tanda keberadaan individu Harimau Sumatera yang sempat meneror warga.
Kabid Wilayah II TNBBS Liwa, San Andreas Jatmiko, menjelaskan bahwa pihaknya telah memasang dua unit kandang jebak (box trap) di area yang dianggap potensial sebagai jalur lintasan harimau. Salah satu kandang berbahan besi, dan satu lagi berbahan kayu, untuk meningkatkan peluang penjebakan.
“Kami pasang dua kandang jebak. Satu dari besi, satu dari kayu. Sampai sekarang belum ada satwa yang masuk ke dalam jebakan,” ujar San Andreas, Kamis (7/8/2025).
Selain itu, pihak TNBBS juga memasang enam unit kamera trap, termasuk kamera dengan sistem GPS online yang bisa dipantau secara real time melalui perangkat seluler.
“Kamera trap belum berhasil merekam harimau. Tapi yang bikin kami kaget, justru terekam satwa-satwa lain seperti tapir dan macan dahan, dan ini bukan di dalam kawasan TNBBS, tapi di lahan perkebunan warga,” jelasnya.
San Andreas mengakui bahwa temuan ini membuka mata bahwa biodiversitas Lampung Barat masih sangat tinggi, bahkan di luar kawasan konservasi resmi.
“Ini sekaligus memperlihatkan bahwa satwa liar kunci masih berkeliaran dekat dengan aktivitas manusia. Ini jadi tantangan bersama,” katanya.
Hingga hari ini, tim gabungan dari BBTNBBS, BKSDA Bengkulu, TNI, Polsek Sekincau, masyarakat lokal, serta lembaga konservasi WCS-IP, masih aktif di lapangan, melakukan pemantauan dan penggantian umpan dalam kandang jebak secara berkala.
“Kami ganti umpan setiap empat hari sekali. Ini bagian dari upaya terus-menerus untuk memastikan jika harimau masih berada di sekitar lokasi, ia bisa tertarik masuk jebakan,” tambah San Andreas.
Meski belum ada bukti visual harimau melalui kamera atau jebakan, pihak TNBBS tetap mengimbau masyarakat untuk tidak lengah dan terus menjaga kewaspadaan, terutama yang tinggal atau berkegiatan di dekat kawasan hutan dan perkebunan terpencil.
“Kami minta masyarakat tetap tenang tapi waspada. Proses mitigasi masih berlangsung. Kami ingin memastikan keselamatan warga dan satwa terjaga bersama,” tegasnya.
Penemuan satwa seperti tapir (Tapirus indicus) dan macan dahan (Neofelis diardi) di luar kawasan taman nasional menjadi alarm penting bahwa wilayah-wilayah penyangga kini semakin penting untuk dilindungi. Pasalnya, satwa langka kini semakin dekat dengan aktivitas manusia karena desakan ruang hidup.
“Ini mempertegas bahwa pendekatan konservasi tidak cukup hanya di dalam kawasan taman nasional. Kawasan penyangga dan kebun warga juga harus mulai kita kelola secara berkelanjutan dan bijak,” tutup San Andreas. (edi/lusiana)