Untung Apresiasi Langkah Pemkab Lambar Respon Dorong-gorong Jebol di Tigajaya

Peninjauan awal lokasi gorong-gorong jebol di jalan poros Pekon Tigajaya Kecamatan Sekincau. Foto dok--
SEKINCAU – Ancaman terputusnya jalur poros Pekon Tigajaya, Kecamatan Sekincau, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) yang menjadi urat nadi pergerakan warga, kini kian nyata.
Sebuah gorong-gorong di kali kecil yang memotong badan jalan jebol, membuat struktur rigid beton yang menopang jalan tergantung di udara. Di bawahnya, tanah tergerus derasnya aliran air, membentuk rongga besar seperti goa.
Kondisi ini langsung memantik reaksi cepat Pemerintah Kabupaten Lampung Barat. Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), bersama pihak kecamatan bergerak ke lokasi. Tim teknis melakukan pengecekan dan pengukuran kerusakan, memastikan langkah penanganan darurat bisa segera dijalankan.
Respon itu juga mendapat dukungan penuh dari anggota DPRD Lampung Barat daerah setempat, H. Untung, yang melaporkan secara langsung perkembangan situasi ini kepada Bupati Parosil Mabsus.
Ia menegaskan, jika akses utama tersebut sampai terputus total, dampaknya akan meluas—menghambat mobilitas warga, memutus rantai pasokan barang, dan mengganggu roda perekonomian.
Kekhawatiran ini semakin besar mengingat saat ini wilayah tersebut tengah berada di puncak panen kopi. Jalur poros yang rusak itu menjadi satu-satunya rute pengangkutan hasil kebun menuju pasar dan pusat pengolahan. Terhambatnya distribusi, meski hanya sehari, bisa memicu kerugian ekonomi yang tak sedikit bagi petani.
Pantauan di lapangan memperlihatkan kerusakan yang cukup serius. Pondasi gorong-gorong lama sudah hilang tersapu air, menyisakan lubang besar di bawah badan jalan. Retakan mulai merayap di permukaan rigid beton, dan setiap kendaraan yang melintas menambah tekanan pada struktur yang melemah.
Warga setempat memilih waspada. Mobil dan truk bermuatan berat sudah tidak lagi berani melintas. Jalur ini kini hanya dilalui sepeda motor tanpa beban dan pejalan kaki. Selebihnya, warga mencari jalur alternatif meski jaraknya lebih jauh dan memakan waktu.
Menurut keterangan Murhaddis warga, jebolnya gorong-gorong ini terjadi beberapa hari lalu, setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut. Debit air yang tinggi menghantam struktur, mengikis sisi kiri dan kanan pondasi hingga akhirnya amblas.
Pemerintah daerah menegaskan, perbaikan akan diprioritaskan. Selain demi keselamatan pengguna jalan, jalur ini juga menjadi urat nadi ekonomi Tiga Jaya. Hingga perbaikan tuntas, petugas akan menempatkan rambu peringatan dan pengawasan di lokasi untuk mencegah insiden yang tak diinginkan.
Kini, semua mata tertuju pada upaya perbaikan yang sedang dirancang. Warga berharap pengerjaan darurat bisa segera dilakukan, sebelum hujan berikutnya datang dan memperparah kerusakan. Di tengah musim panen yang sibuk, waktu menjadi musuh utama—dan setiap detik berarti bagi kelancaran ekonomi pekon ini. (rinto)