Survei: Mayoritas Warga Israel Hentikan Perang Demi Sandera

Ribuan Warga Israel Berunjuk Rasa Tuntut Kelanjutan Gencatan Senjata Gaza. Foto/net--

RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO – Survei terbaru mengungkap bahwa sebagian besar warga Israel mendukung diakhirinya perang di Gaza bukan karena ingin menghentikan penderitaan warga Palestina, melainkan demi membebaskan sandera dan menyelamatkan nyawa tentara mereka. Sentimen ini berkembang seiring meningkatnya tekanan terhadap pemerintah untuk mengubah strategi perang.

Gelombang protes besar mewarnai sejumlah kota di Israel, dengan puluhan ribu warga turun ke jalan menuntut perubahan kebijakan. Tekanan semakin kuat ketika sekitar 50 sandera masih ditahan kelompok bersenjata Hamas di Gaza, memunculkan kekhawatiran bahwa rencana operasi militer tambahan akan memperburuk kondisi para sandera.

Survei Israel Democracy Institute (IDI) menunjukkan pergeseran opini publik yang signifikan. Jika pada Oktober 2023 hanya sebagian kecil warga yang mendukung negosiasi meski harus menghentikan perang, kini mayoritas menyetujuinya. Data terbaru pada Juli 2025 dari Channel 12 bahkan mencatat 74 persen warga ingin kesepakatan dengan Hamas demi membebaskan seluruh sandera dan mengakhiri perang.

Namun, tingkat simpati terhadap penderitaan warga Gaza tetap rendah. Survei IDI akhir Juli memperlihatkan bahwa 79 persen warga Yahudi Israel tidak merasa terganggu oleh laporan kelaparan dan krisis kemanusiaan di Gaza. Sebaliknya, mayoritas warga Arab Israel menunjukkan keprihatinan mendalam terhadap kondisi tersebut.

Ketika ditanya alasan utama menghentikan perang, lebih dari separuh responden menyebut pembebasan sandera sebagai prioritas. Hanya sebagian kecil yang memandang besarnya korban jiwa Palestina sebagai alasan penting untuk mengakhiri konflik. Hal ini menunjukkan perbedaan besar dalam fokus perhatian antara situasi kemanusiaan di Gaza dan kepentingan nasional Israel.

Pandangan ekstrem terhadap konflik juga makin menguat. Penelitian Tamir Sorek pada Maret 2025 menunjukkan 82 persen warga Yahudi Israel dapat membayangkan pengusiran total warga Palestina dari Gaza. Sikap yang sebelumnya dianggap marjinal kini menjadi arus utama, diperkuat oleh faktor sejarah, kegagalan prospek perdamaian, dan pengaruh politik Zionis religius.

Laporan Pew Research Center mengonfirmasi tren ini, mencatat hanya 21 persen warga Israel percaya pada kemungkinan hidup berdampingan dengan negara Palestina, terendah dalam lebih dari satu dekade. Media internasional turut menguatkan temuan ini, menggambarkan semakin sempitnya ruang untuk kompromi politik di tengah konflik berkepanjangan.

Meskipun demikian, suara-suara oposisi terus berupaya menggalang dukungan. Aktivis, penulis, dan tokoh publik mengkritik kebijakan pemerintah serta mendorong narasi kemanusiaan yang lebih luas. Peran media sosial menjadi signifikan, mengingat sebagian besar warga Israel kini mengakses berita melalui platform digital, tempat dokumentasi dan informasi tentang perang di Gaza tersebar luas. (*)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan