Pemkab Lambar ‘Ingkar Janji’ Soal Penanganan Jalan Turgak-Sukaraja
1302--
BELALAU - Penanganan kerusakan jalan yang menghubungkan Pekon Turgak, Kecamatan Belalau dengan Pekon Sukaraja, Kecamatan Batubrak yang sebelumnya, disampaikan Pemkab Lambar pada Musrenbang tingkat kecamatan tahun 2023 lalu telah menjadi skala prioritas pembangunan di tahun 2024, ternyata tidak masuk prioritas.
Beragam ungkapan kekecewaan disampaikan oleh masyarakat, setelah mengetahui bahwa jalan yang selama ini di gadang-gadang akan di perbaiki dan dibangun tahun ini itu batal, alias tidak masuk dalam daftar program kerja pemerintah daerah saat di umumkan pada Musrenbang RKPD tahun 2025 di Pekon Sukarame, Kecamatan Belalau belum lama ini.
Rasa kecewa salah satunya disampaikan oleh Ichwan salah satu Tokoh Masyarakat sekaligus mantan Peratin definitif periode 2017-2023. Pihaknya mengaku kecewa atas janji-janji yang diberikan oleh Pemkab Lampung Barat terutama dalam menangani kerusakan jalan Turgak-Sukaraja tersebut.
Itu mengingat pada pelaksanaan musrenbang tingkat kecamatan yang dilaksanakan di pekon tersebut tahun lalu, Pemkab Lambar dengan tegas berjanji kepada masyarakat Pekon Turgak yang hadir bahwa akan melakukan penanganan kerusakan tersebut tahun ini. Sampai akhirnya janji tersebut tidak teralisasi.
“Masyarakat dibuat kecewa, karena tadinya sudah menjadi prioritas dan akan dibangun tahun ini, tapi saat Musrenbang kemarin saat dicek tidak ada dalam daftar program kerja Pemkab tahun ini. Kami sudah sampaikan protes dan Pemkab hanya menanggapi bahwa nanti akan di tinjau lagi untuk menentukan skala prioritasnya,” cetus Ichwan.
Seharusnya, kata Ichwan, pemerintah daerah menaruh prihatin atas kondisi kerusakan jalan alternatif di wilayah itu yang kondisinya kian hari kian parah, bahkan nyaris putus akibat dampak cuaca ekstrim saat ini. “Kalau berbicara prioritas, kami pastikan itu sangat prioritas, karena kondisi jalan sudah nyaris putus total. Jadi kami berharap Pemkab Lampung Barat dapat betul-betul menunjukan keseriusannya membangun jalan penghubung dua kecamatan ini. Karena walaupun statusnya jalan alternatif, tapi manfaatnya besar untuk masyarakat,” tegasnya.
Ia menegaskan pentingnya jalan itu ditangani karena merupakan akses utama masyarakat baik untuk menjalankan kegiatan usaha pertanian dan perkebunan serta menjadi akses pendidikan bagi pelajar yang bersekolah diluar kecamatan. “Jadi sebetulnya ini bukan jalan alternatif, tapi akses utama untuk masyarakat pergi kebun atau kesawah. Kemudian anak-anak sekolah selama ini menggantungkan kelancaran aktivitas belajar dari jalan ini, mereka tidak kost jadi pulang pergi lewat sini. Dan saat ini kondisi jalan ini sudah sangat memperihatinkan karena pasca bencana longsor yang terjadi di tiga titik hanya menyisakan satu meter badan jalan, sehingga hanya bisa dilalui sepeda motor,” tandasnya. (*)