Harga Kopi Merangkak Naik, Petani Optimistis Tembus Rp70 Ribu/Kg

Penjemuran biji kopi manfaatkan cuaca cerah. - Foto Rinto--

AIRHITAM – Harapan para petani kopi di Kecamatan Air Hitam, Kabupaten Lampung Barat, untuk menikmati harga jual yang tinggi mulai menunjukkan titik terang. Dalam beberapa hari terakhir, harga jual biji kopi kering terus mengalami tren positif dan kini berada di kisaran Rp66.000 hingga Rp67.000 per kilogram. 

Kenaikan ini pun disambut optimisme oleh para petani, yang memprediksi harga akan menembus angka Rp70.000/kg dalam waktu dekat.

Rosikin, seorang supplier kopi asal Air Hitam, mengatakan bahwa harga kopi saat ini tergolong stabil dengan kecenderungan naik sejak awal Agustus. Ia menyebutkan bahwa meski fluktuasi harga kopi tak bisa diprediksi secara pasti, tren saat ini bisa menjadi peluang emas bagi petani untuk melepas hasil panen mereka.

“Harga kopi sangat dipengaruhi oleh pasar internasional, jadi naik-turunnya bisa terjadi sewaktu-waktu. Tapi melihat tren sekarang, ini momentum yang cukup baik bagi petani untuk menjual hasil panennya,” ujar Rosikin, Rabu (27/8) 

 

Ia mengingatkan bahwa ketidakpastian harga masih menjadi tantangan utama, mengingat beberapa waktu lalu tepatnya pada bulan Juli – harga sempat anjlok cukup drastis. Oleh karena itu, kata Rosikin, penting bagi petani untuk mempertimbangkan strategi penjualan agar tidak merugi.

Sementara itu, Ahmad Hendra, salah satu petani kopi di kawasan tersebut, menyatakan optimisme bahwa harga jual biji kopi akan mencapai Rp70.000/kg dalam waktu dekat. Bahkan, ia memilih untuk menahan sebagian hasil panennya sebagai bentuk spekulasi, sambil menunggu harga tembus ke angka yang diharapkan.

“Tahun lalu harga kopi sempat menyentuh Rp70.000/kg. Melihat tren sekarang, kami yakin angka itu bisa tercapai lagi. Karena itu, saya putuskan untuk tidak buru-buru menjual seluruh hasil panen,” ujarnya.

Ahmad juga menambahkan bahwa kenaikan harga kopi ini sangat penting bagi keberlangsungan hidup para petani yang sebagian besar menggantungkan penghasilan dari komoditas kopi.

Menyikapi situasi ini, para petani kini berada dalam dua pilihan: menjual kopi saat harga masih tergolong tinggi, atau menahan dan menunggu harga lebih baik. Namun, tak sedikit pula petani yang memilih untuk menjual sebagian dan menyimpan sebagian, guna mengantisipasi fluktuasi harga yang tak menentu. “Kami harus pintar-pintar membaca situasi pasar. Kalau terus naik, bagus. Tapi kalau turun lagi seperti bulan lalu, bisa rugi. Jadi sebagian dijual, sebagian ditahan,” ungkap Rudi, petani kopi lainnya.

Dengan kualitas kopi yang dikenal baik dan banyak diminati pasar, besar harapan bahwa tren kenaikan ini dapat terus berlanjut. Selain memberikan keuntungan finansial bagi petani, kenaikan harga juga menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kualitas produksi di musim-musim mendatang. (rinto/lusiana)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan