Mahasiswa IPB Penelitian Flora di Pekon Srimenanti

Reporter: Rinto Arius |

Editor: Nopriadi |

Selasa , 09 Sep 2025 - 22:36

PERATIN Srimenanti Kecamatan Airhitam Anggi Ismanto .--Foto Dok -

"Kolaborasi seperti ini perlu terus digalakkan. Pemerintah, akademisi, dan masyarakat harus berjalan seiring dalam menjaga dan mengelola alam. Karena tanpa itu semua, cita-cita pembangunan berkelanjutan tidak akan bisa terwujud," pungkasnya. (rinto/nopri)

mahasiswa ipb penelitian  flora di pekon srimenanti                            airhitam – pekon srimenanti, kecamatan airhitam, kabupaten lampung barat kembali menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu wilayah dengan potensi sumber daya alam hayati yang kaya dan alami. 
hal ini dibuktikan dengan kedatangan sekelompok mahasiswa dari institut pertanian bogor (ipb) yang melakukan kunjungan dalam rangka kegiatan penelitian flora, senin (8/9/2025).
kunjungan ini disambut hangat oleh jajaran aparatur pemerintahan pekon setempat, dan langsung didampingi oleh peratin anggi ismanto. kehadiran para mahasiswa disambut dengan penuh antusiasme sebagai bagian dari upaya kolaboratif antara dunia akademik dan masyarakat dalam menjaga sekaligus memanfaatkan kekayaan alam secara bijak.
dalam pelaksanaannya, para mahasiswa ipb ini melakukan eksplorasi di sejumlah titik yang memiliki keanekaragaman hayati tinggi, seperti kawasan hutan lindung, sempadan sungai, serta wilayah aliran air yang masih berada dalam cakupan administratif pekon srimenanti.
seluruh rangkaian kegiatan di lapangan turut didampingi oleh aparatur pekon, sebagai bentuk dukungan langsung terhadap riset yang dilaksanakan. pihak pekon juga memastikan kelancaran akses serta keselamatan mahasiswa selama berada di lokasi penelitian.
"sebagai tuan rumah, kami sangat terbuka terhadap kegiatan yang bersifat akademik, terlebih jika tujuan akhirnya dapat memberikan manfaat langsung bagi lingkungan dan masyarakat," ujar anggi ismanto saat mendampingi kegiatan tersebut.
 
lebih lanjut, anggi menyampaikan bahwa kegiatan ini diharapkan dapat menjadi pintu masuk bagi peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pelestarian alam. ia juga berharap, hasil dari penelitian ini dapat memberikan dampak positif, baik secara ilmiah maupun praktis, khususnya dalam upaya pemanfaatan potensi flora lokal secara berkelanjutan.
"kami merasa bangga karena wilayah kami dijadikan lokasi penelitian oleh mahasiswa dari kampus ternama seperti ipb. ini tentu menjadi penyemangat bagi kami untuk terus menjaga kelestarian alam demi kehidupan yang lebih baik ke depan," ujarnya.
menurut anggi, hasil penelitian yang dilakukan oleh para mahasiswa ini bukan hanya penting bagi pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga dapat menjadi referensi kebijakan lokal dalam pengelolaan sumber daya alam yang berorientasi pada konservasi.
sebagai informasi, pekon srimenanti memang dikenal sebagai salah satu wilayah di kabupaten lampung barat yang memiliki bentang alam relatif masih alami. terletak di kawasan penyangga taman nasional bukit barisan selatan (tnbbs), wilayah ini kerap menjadi lokasi penelitian maupun kunjungan studi lapangan oleh akademisi, lsm lingkungan, hingga peneliti asing.
dengan keanekaragaman flora yang tinggi, mulai dari jenis tumbuhan langka hingga tanaman obat tradisional yang tumbuh liar, wilayah ini menyimpan potensi besar yang belum tergali secara maksimal.
"kami berharap, dari kunjungan dan penelitian ini, ada bentuk kontribusi yang bisa diberikan oleh pihak kampus kepada masyarakat, baik itu dalam bentuk edukasi, pelatihan, maupun saran pengelolaan hutan rakyat berbasis konservasi," tambah anggi.
camat juga menekankan pentingnya sinergi antara perguruan tinggi dan pemerintahan desa dalam mengelola potensi lokal. dirinya optimis bahwa dengan kolaborasi seperti ini, tidak hanya ilmu yang berkembang, tapi juga kesadaran masyarakat akan pentingnya lingkungan yang sehat.
"kolaborasi seperti ini perlu terus digalakkan. pemerintah, akademisi, dan masyarakat harus berjalan seiring dalam menjaga dan mengelola alam. karena tanpa itu semua, cita-cita pembangunan berkelanjutan tidak akan bisa terwujud," pungkasnya. (rinto/nopri)