102 SD di Pesisir Barat Gelar ANBK
ANBK : Sejumlah sekolah jenjang SD di Kabupaten Pesisir Barat mulai mengikuti ANBK. Foto Dok --
PESISIR TENGAH - Terdapat 102 sekolah jenjang Sekolah Dasar (SD) negeri dan swasta di Kabupaten Pesisir Barat (Pesbar) mulai melaksanakan Asesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK) secara mandiri. Kegiatan itu diikuti oleh siswa kelas V di sekolah masing-masing melalui sistem daring, Senin, 22 Septeber 2025. Pelaksanaan ANBK tahun ini berlangsung serentak di seluruh Indonesia dengan tujuan untuk memotret capaian belajar siswa secara menyeluruh, khususnya dalam kemampuan literasi dan numerasi.
Plt. Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Pesbar, Marnentinus, S.IP., melalui Plt. Kabid Pendidikan Dasar, PAUD, dan PNFI, Hadianca, S.E., mengatakan ANBK merupakan agenda tahunan yang wajib diikuti sekolah. Pada 2025, tercatat 102 SD di Pesbar telah ikut serta dalam pelaksanaan ANBK mandiri. Untuk pelaksanaan ANBK secara mandiri ini akan berlangsung hingga Kamis, 25 September 2025.
“Kegiatan dilaksanakan per gelombang. Gelombang I berlangsung Senin hingga Selasa dengan jumlah peserta dari 39 sekolah, sedangkan sisanya akan melaksanakan ANBK pada gelombang II,” katanya.
Menurut Hadianca, sistem pelaksanaan dibagi per gelombang agar tidak terjadi kendala teknis, khususnya terkait ketersediaan perangkat komputer dan jaringan internet. Sebab, meski dilakukan secara daring, setiap sekolah tetap perlu menyiapkan sarana pendukung yang memadai agar asesmen berjalan lancar. Pelaksanaan ANBK secara online ini dikerjakan oleh siswa kelas V dari seluruh SD, baik negeri maupun swasta.
“Mereka mengerjakan soal-soal yang berfokus pada kemampuan literasi, numerasi, serta asesmen lain yang berkaitan dengan kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah,” jelasnya.
Namun, Hadianca mengakui bahwa masih ada lima sekolah di Pesbar yang belum bisa mengikuti ANBK tahun ini. Hal itu disebabkan oleh data sekolah yang belum sepenuhnya sinkron dengan data di Kementerian Pendidikan. Artinya, kendalanya bukan pada kesiapan sekolah, melainkan terkait sinkronisasi data. Meski begitu, pihaknya optimistis ke depan sekolah-sekolah tersebut dapat segera bergabung dan melaksanakan ANBK sebagaimana mestinya.
“Disdikbud Pesbar juga akan terus melakukan koordinasi dengan pihak kementerian serta memfasilitasi kebutuhan sekolah agar permasalahan data dapat segera teratasi,” ujarnya.
Hal itu, kata dia, bertujuan agar semua sekolah di Pesbar bisa ikut dalam program asesmen nasional tanpa terkecuali. ANBK bukan semata-mata ujian akademik bagi siswa. Lebih dari itu, asesmen ini merupakan alat ukur yang dapat memberikan gambaran mengenai kualitas pembelajaran di sekolah. Melalui hasil ANBK, pemerintah daerah dan pusat dapat merancang kebijakan pendidikan yang lebih tepat sasaran.
“Dari data ANBK inilah pemerintah bisa menilai apakah program pembelajaran yang berjalan sudah efektif atau masih perlu ditingkatkan,” jelasnya.
Ditambahkannya, dengan terlaksananya ANBK tersebut, Disdikbud Pesbar berharap mutu pendidikan di kabupaten ini dapat terus meningkat. Evaluasi dari hasil asesmen akan menjadi acuan dalam merancang program pembelajaran, baik dalam peningkatan kompetensi guru, penyediaan sarana pendukung, maupun inovasi metode belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa.
“Kami berharap, hasil ANBK tahun ini dapat menjadi cerminan sejauh mana kualitas pendidikan di Pesbar berkembang. Jika ada kekurangan, pasti kami jadikan dasar untuk melakukan perbaikan,” pungkasnya. (yayan/*)