4 Hektare Sawah di BNS Terendam Banjir

TERENDAM BANJIR ; Sedikitnya empat hektare sawah di Pekon Bandar Agung, Kecamatan BNS terendam banjir. Foto Dok--
RADARLAMBAR.BACAKORAN.CO - Banjir yang merendam Pekon Bandar Agung, Kecamatan Bandar Negeri Suoh (BNS), Kabupaten Lampung Barat, pada Kamis (25/09/2025) malam menyebabkan sedikitnya empat hektar sawah terendam.
Areal yang terdampak tersebar di Dusun Kejadian dan Dusun Muara Aman, wilayah yang dikenal rawan genangan saat hujan deras mengguyur kawasan pegunungan.
Camat Bandar Negeri Suoh, Mat Rizal, meninjau langsung lokasi banjir untuk memastikan kondisi warga dan lahan pertanian. Ia menegaskan tidak ada korban jiwa, namun ancaman kerugian ekonomi cukup besar bagi petani. “Alhamdulillah semua warga selamat, tapi yang perlu kita waspadai adalah nasib empat hektar sawah yang terendam. Sebagian besar padi sudah berusia tua dan siap panen. Jika genangan terlalu lama, risiko gagal panen tidak bisa dihindari,” ujarnya.
Sawah yang terdampak di antaranya milik Kisroni, Tasripin, Jumat, Sigro, dan Salman. Selain lahan pertanian, rumah milik Kisroni juga sempat tergenang air. Menurut pendataan awal, bila rata-rata produktivitas sawah di wilayah itu mencapai 4–5 ton per hektar, potensi kerugian bisa mencapai 16–20 ton gabah.
Meski air mulai surut pada Jumat (26/9/2025) pagi, para petani tetap was-was. Mereka khawatir kualitas padi menurun drastis, bahkan busuk, jika tanah terlalu lama becek.
“Kalau banjir datang saat padi sudah berbuah, ini sangat berbahaya. Kami takut hasil panen tidak bisa dijual dengan harga normal,” kata Waris, salah satu petani yang ikut membantu membersihkan lumpur dari pematang sawah.
Sebagai langkah cepat, pemerintah kecamatan akan berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten dan dinas terkait untuk menentukan penanganan selanjutnya. Mat Rizal menyebut ada kemungkinan pengajuan bantuan bagi petani terdampak, mengingat kerugian yang ditanggung cukup besar.
“Selain pendataan, kami juga mendorong upaya gotong royong membangun tanggul penahan air. Ini penting sebagai langkah mitigasi agar banjir tidak terus berulang,” tambahnya.
Diketahui, bencana banjir kali ini menegaskan pentingnya pengelolaan tata air di kawasan BNS, yang kerap terdampak luapan sungai saat intensitas hujan tinggi. Petani berharap ada solusi permanen, tidak hanya penanganan darurat, agar sawah mereka tidak terus menjadi korban setiap musim hujan. (edi/lusiana)